Info Aktual

Tanam Bersama Demplot VUB Padi Khusus dan Padi Spesifik Lokasi dengan Komisi IV DPR RI

Denpasar - Jumat, 21 Mei 2021 telah dilakukan tanam bersama Demplot VUB Padi Khusus dan Padi Spesifik Lokasi di Subak Pengembungan, Desa Tegaljadi, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan yang dihadiri anggota Komisi IV DPR RI, anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Kepala BPTP Bali dan Tim kegiatan, Kepala Distan Kabupaten Tabanan dan jajarannya, Perangkat Desa Tegaljadi, Pekaseh serta Anggota Subak Pengembungan. Tanam bersama dilakukan sekaligus demo penggunaan alat tanam transplanter oleh petani.

Dalam sambutannya, anggota Komisi IV DPR RI Drs. I Made Urip, M.Si menyampaikan bahwa kondisi pandemi Covid-19 telah melumpuhkan hampir di semua sektor perokonomian di Indonesia, khususnya Bali dampak pandemi sangat terasa hal ini karena 75 persen APBDnya tergantung dari sektor pariwisata. “Kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Sekarang ini salah satu sektor yang harus kita garap adalah sektor pertanian. Kita di Bali punya kekuatan untuk mendorong sektor pangan ini yaitu subak, oleh karena itu subak harus kita lestarikan bersama, dukungan kita semua sangat kami harapkan” jelasnya.

Selain itu disampaikan bahwa tantangan ke depan di sektor pertanian semakin berat pertama alih fungsi lahan, kedua bagaimana mendorong generasi muda kita agar mau terjun ke sektor pertanian karena regenerasi petani harus tetap ada. Selain itu tantangan pertanian di Bali adalah bahwa sebagian besar petani di Bali merupakan petani gurem, dengan tingkat kepemilikan lahan saat ini rata-rata 0,25 hektar. “ Jadi tantangan kita bersama bagaimana kita membuat pertanian di Bali benar-benar produktif” ujarnya.

Komisi IV DPR RI juga mengucapkan terimakasih kepada BPTP Bali karena telah melakukan tugas-tugasnya dengan baik, “tentu saya akan berusaha untuk memperjuang anggaran terutama yang masuk ke dapil Bali ini, agar kita mampu memenuhi kebutuhan domestik kita sehingga tidak terlalu banyak bergantung dari hasil pertanian dari luar Bali, tegasnya.

Sementara itu Kepala BPTP Bali dalam laporannya mengungkapkan kenapa dikembangkan padi khusus di Subak Pengembungan yakni varietas padi Jeliteng, Inpari Arumba, dan Pamelen, karena jenis padi khusus ini memiliki pasar yang khusus dengan harga jual yang lebih baik dibandingkan padi biasa yang harga jualnya dipatok berdasarkan HPP. Sementara itu padi spesifik lokasi (Bioni 63 Ciherang dan Inpari 32) dikembangkan, karena sebagaimana diketahui 60 persen varietas padi yang ditanam petani di Bali adalah Ciherang yang dilepas tahun 2000 oleh pemerintah sehingga berisiko gagal panen dan terjadi penurunan terhadap daya tahan Hama Penyakit. “Oleh karena itu sekarang kita kembangkan Varietas Unggul Baru (VUB) padi keturunan Ciherang yang memiliki keunggulan dari segi produktivitas dan ketahanan terhadap serangan hama penyakit” jelasnya.

Kepala BPTP Bali juga melaporkan bahwa perilaku petani di Subak Pengembungan dalam membudidayakan padi berdasarkan analisis ekonominya menggunakan biaya pestisida yang lebih besar dibandingkan pengunaan biaya pemupukan. Petani setempat melakukan penyemprotan 5 sampai 12 kali dalam satu musim tanam. Menurutnya secara analisis ekonomi biaya pemupukan yang dikeluarkan petani sebanyak Rp. 230 ribu per empat are sedangkan biaya pestisida yang dikeluarkan sebesar Rp. 237 ribu.. “ Hal ini jika kita ibaratkan sebagai manusia biaya pengobatan lebih besar dari biaya makan, jadi ke depan ini yang perlu kita benahi sehingga penggunaan pestisida bisa dikurangi dengan teknologi pengendalian HPT yang lebih ramah lingkungan” Jelasnya.

Pada akhir acara diskusi petani dengan Anggota Komisi IV DPR RI dilakukan acara penyerahan bantuan power threser kepada kelompok di Desa Marga yaitu Kelompok Tani Sekar Langit, Tegal Harum, Mekar Tani, Tani Pertiwi, Rahayu Sejahtera, Muda Mandiri, dan Kelompok Tani Pantun Sari. Penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh Bapak I Made Urip (Anggota Komisi IV DPR RI) secara simbolik kepada masing-masing perwakilan kelompok tani

Menyambut Hari Meteorologi Dunia dengan SLI di Jembrana

Denpasar - Menyambut hari Meteorologi Dunia yang jatuh pada tanggal 23 Maret 2021, Perhimpi Bali bersama dengan BPTP Bali, BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana, Dinas Pertanian Kabupaten dan Pangan Kabupaten Jembrana serta anggota Subak Tibu Beleng melaksanakan tanam padi bersama.

Tanam bersama dilaksanakan pada Demplot Sekolah Lapang Iklim yang berlokasi di Subak Tibu Beleng, Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

Setelah pelaksanaan tanam padi bersama, acara Sekolah Lapang Iklim dilanjutkan dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) pengelolaan iklim untuk pertanian dengan pemateri dari BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana dan BPTP Bali.

Acara Bimtek dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana mewakili Bupati Jembrana. Dalam sambutannya kepala dinas memberikan apresiasinya kepada BPTP Bali karena telah memberikan bantuan VUB padi Balitbangtan serta sekaligus inovasi teknologi budidayanya.

Acara pembukaan Sekolah Lapang Iklim dan Bimtek dihadiri juga oleh anggota Komisi IV DPR RI, A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana, Kepala BPTP Bali, dan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Pusat yang hadir melalui virtual.

Dalam arahannya AA Bagus Adhi Mahendra Putra, menyatakan apresiasinya kepada pemerintah dan BMKG karena ikut dalam membina petani melalui program Sekolah Lapang Iklim. “ Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kehadirat pemerintah dalam menjaga alam ini khususnya di Sekolah Lapang Iklim ini” ujarnya.

Sementara itu Kepala BPTP Bali, Dr. drh. I Made Rai Yasa, MP dalam sambutannya menyatakan kesiapannya bekerjasama dan mendampingi program Demplot Sekolah Lapang Iklim yang diselenggarakan BMKG dengan mendiseminasikan inovasi-inovasi teknologi pertanian didalamnya.

Bimtek Inovasi Pakan Ternak Sapi di Gerokgak-Buleleng

Denpasar - Hari ini Selasa, 4 Mei 2021 bertempat di Balai Subak Mukti Sari Bumi Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dilakukan Bimtek inovasi teknologi pakan ternak sapi. Bimtek dilaksanakan dalam rangka kegiatan Hilirisasi Teknologi Penggemukan Sapi.

Acara diikuti oleh 40 orang peserta yang merupakan pengurus dan anggota Gapoktan Bina Karya Bakti. Dihadiri pula oleh PPL Wilbin Desa Musi. Seperti biasanya sebelum pelaksanaan bimtek dilakukan pengukuran pengetahuan, sikap dan keterampilan dari peserta bimtek terkait penerapan usaha ternak sapi penggemukan.

Materi bimtek yaitu pengenalan HPT (Hijauan Pakan Ternak) unggul dan pengolahan pakan ternak yang disampaikan oleh peneliti BPTP Bali I Made Londra, sedangkan materi menyusun formula ransum ternak sapi disampaikan oleh Yusti Pujiawati.

Setelah penyampaian materi secara teori dilanjutkan dengan praktek penyusun formula ransum. Selain itu juga dilakukan, pengolahan lahan plotting dan pembuatan demplot Hijauan Pakan Ternak (HPT) unggul. HPT yang didemplotkan yaitu rumput gajah odot, bio grass, pakchong dan indigofera dengan luasan 500 m2.

Acara ditutup dengan pembagian benih rumput bio grass kepada semua peserta bimtek untuk ditanam di lahan masing-masing.

Menyambut Hari Meteorologi Dunia dengan Pembukaan Sekolah Lapang Iklim di Jembrana

Denpasar - Menyambut hari Meteorologi Dunia yang jatuh pada tanggal 23 Maret 2021, Perhimpi Bali bersama dengan BPTP Bali, BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana, Dinas Pertanian Kabupaten dan Pangan Kabupaten Jembrana serta anggota Subak Tibu Beleng melaksanakan tanam padi bersama.

Tanam bersama dilaksanakan pada Demplot Sekolah Lapang Iklim yang berlokasi di Subak Tibu Beleng, Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

Setelah pelaksanaan tanam padi bersama, acara Sekolah Lapang Iklim dilanjutkan dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) pengelolaan iklim untuk pertanian dengan pemateri dari BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana dan BPTP Bali.

Acara Bimtek dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana mewakili Bupati Jembrana. Dalam sambutannya kepala dinas memberikan apresiasinya kepada BPTP Bali karena telah memberikan bantuan VUB padi Balitbangtan serta sekaligus inovasi teknologi budidayanya.

Acara pembukaan Sekolah Lapang Iklim dan Bimtek dihadiri juga oleh anggota Komisi IV DPR RI, A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana, Kepala BPTP Bali, dan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Pusat yang hadir melalui virtual.

Dalam arahannya AA Bagus Adhi Mahendra Putra, menyatakan apresiasinya kepada pemerintah dan BMKG karena ikut dalam membina petani melalui program Sekolah Lapang Iklim. “ Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kehadirat pemerintah dalam menjaga alam ini khususnya di Sekolah Lapang Iklim ini” ujarnya.

Sementara itu Kepala BPTP Bali, Dr. drh. I Made Rai Yasa, MP dalam sambutannya menyatakan kesiapannya bekerjasama dan mendampingi program Demplot Sekolah Lapang Iklim yang diselenggarakan BMKG dengan mendiseminasikan inovasi-inovasi teknologi pertanian didalamnya.

Survey Calon Lokasi RPIK Bunga Krisan Dataran Rendah di Badung dan Buleleng

Denpasar - Hari ini Jumat, 7 Mei 2021 tim Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) bunga Krisan dari Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) yang dikomandoi langsung oleh Kapus Litbang Hortikultura Dr. Taufiq Ratule didampingi tim BPTP Bali melakukan survey calon lokasi RPIK bunga Krisan di dua lokasi di Bali, yaitu pertama ke kebun BPP Abiansemal, Kecamatan Badung yang dihadiri pula Kepala Balai Karantina Kelas I Denpasar. Kedua ke lahan petani di Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.


Prof. Budi Marwoto (Peneliti Utama Balithi) selaku penanggungjawab kegiatan menjelaskan selama ini Bali menjadi salah satu konsumen bunga potong termasuk krisan di Indonesia. Kebutuhan Bali dikatakan sebesar 20% dari kebutuhan bunga potong nasional, sehingga pengembangan krisan dataran rendah diharapkan memberikan solusi kedepannya.

Di BPP Abiansemal, Badung rombongan diterima olah kepala BPP Rai Parwata mewakili Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Badung. Kepala BPP menyatakan apresiasi dan berkomitmennya untuk pelaksanaan RPIK Krisan BPP Abiansemal. Demikian pula halnya petani di Desa Temukus, Buleleng yang diwakili Putu Arya Wijaya juga menegaskan pembelajaran untuk pengembangan krisan dataran rendah merupakan hal yang baru. "Mudah-mudahan kegiatan ini berhasil, kami sangat tertarik dan akan kami kembangkan ke depan apalagi lokasi kami berdampingan dengan kawasan wisata", ungkapnya.

Survey Calon lokasi Demplot RIK Pengembangan Bawang Putih di Bali.

Denpasar - Bali saat ini dilaporkan masih kekurangan pasokan bawang putih sekitar 7.604 ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bali sendiri. Terkait dengan permasalahan tersebut menurut kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali, Dr. I Made Rai Yasa, MP,. tahun 2021 ini BPTP Bali telah mengajukan permohonan untuk menjadikan Bali sebagai salah calon lokasi kegiatan RIK (Riset Inovatif Kolaboratif) yang digagas dan dilaksanakan pada kepemimpinan Dr. Ir. Fadjry Djufry sebagai Kepala Badan Litbang Pertanian-Kementerian Pertanian.


Sebagai tindak lanjutnya, hari Senin (9/3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menugaskan Kepala Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Dr. Hermanto, Dr. Yusuf dan Dr. Bagus Kukuh Udiarto bersama tim lainya turun langsung kelapangan makukan survey lapangan tepatnya di Desa Babahan dan Desa Jati Luwih Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan yang menjadi calon lokasi RIK Bawang Putih. Dalam survey yang dilaksanakan tim Balitsa ini didampingi langsung oleh kepala BPTP Bali serta Kepala dinas Pertanian Kabupaten Tabanan dan jajaran, hari Senin dan Selasa (8-9/3).


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan Ir. I Nyoman Budana, MSi, mengatakan bahwa rencana awalnya dilokasi akan dikembangkan bawang putih seluas 100 ha oleh Ditjen Hortikultura. Namun menurutnya karena adanya refocusing anggaran, akhirnya luasan yang dibantu seluas menjadi 50 Ha. Budana juga mengharapkan kegiatan RIK bawang putih yang akan dilaksanakan Balitbangtan melalui Balitsa nantinya dapat menjadi percontohan pengembangan bawang putih khususnya di lokasi pengembagan dan sekitarnya. ”saat ini produktivitas bawang putih baru berkisar 16 ton/ha saja, sedangkan varietas yang ditanam sebelumnya antara lain Varetas Lokal, dan Lumbu Hijau” jelasnya menambahkan.


Semetara itu menurut pengurus subak di Desa Babahan dan di Jati Luwih, jadwal tanam bawang putih di wilayah ini adalah sekitar bulan Juni dan panen sekitar bulan September dengan potensi luas mencapai 528 ha. Mereka juga menyampaikan bahwa kebanyakan petani menanam bawang putih tanpa olah tanah. Benih yang ditanam adalah benih dari bantuan dinas pertanian dan benih lokal. “Bawang putih ditanam pada bekas lubang tanaman padi dengan jarak tanam tergantung jarak tanam padi sebelumnya, yaitu sekitar 20 x 24 cm dengan jumlah benih sebanyak tiga (3) siung perlubang. Permasalahannya, umbi bawang putih yang dihasilkan relatif kecil jadi kalah bersaing dengan bawang putih impor” jelasnya.


Pengurus subak juga menyebutkan bahwa pada tahun 1980-an, Bapak Ir. Wardoyo Menteri Pertanian di era tahun tersebut pernah melaksanakan panen bawang putih di Desa Babahan. Di sebutkan juga bahwa di daerah ini memiliki varietas lokal yang genjah yaitu “Kesuna Kayu” yang umur panennya 15 hari mendahului panen bawang putih lainnya dan dengan aroma yang sangat baik. Mereka berharap pelaksanaan RIK bisa dilaksanakan di Bali untuk mendukung kembali kejayaan bawang putih di Kecamatan Penebel.


Setelah melaksanakan survey Kepala Balitsa menyampaikan bahwa mereka rencanaya akan membuat demplot RIK seluas 6-7 ha dengan inovasi hasil Badan Litbang Pertanian dengan varietas antara lain Lumbu Hijau, Tawang Mangu 1, dan lainnya. Disebutkan juga Kecamatan Penebel khususnya Desa Babahan dan Desa Jati Luwih memiliki beberapa keunggulan untuk lokasi RIK antara lain ketersediaan air yang melimpah sepanjang tahun, petani yang sangat responsif dan terbiasa menanam bawang merah, ketinggian yang cukup memadai antara 600-800 meter, walaupun idealnya adalah lebih tinggi dari 1.000 mdpl. “Apabila RIK bisa dilaksanakan di lokasi ini, ditargetkan produktivitas minimal mencapai 20 ton/ha, umbi lebih besar mendekati bawang impor sehingga mudah dipasarkan” jelasnya.

Sosialisasi Kegiatan Hilirisasi Teknologi Budidaya Ayam KUB di Jehem Bangli

Denpasar - Kegiatan Hilirisasi Teknologi Budidaya Ayam KUB merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam upaya membantu pemulihan ekonomi mayarakat yang terdampak akibat Pandemi Covid’19. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat peternak, khususnya peternak ayam yang ada di daerah pedesaan, melalui salah satunya penyebaran ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan).

Pandemi Covid’19 membuat perekonomian masyarakat di Indonesia, dan Bali khususnya sangat merasakan dampak tersebut, karena Bali merupakan daerah yang sangat bergantung dengan kedatangan pariwisata, baik daerah maupun manca negara.

Disamping hal tersebut ayam kampung merupakan ternak yang sangat dibutuhkan dan dari tahun ke tahun selalu meningkat baik untuk konsumsi maupun kebutuhan upacara agama. Permasalahannya, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2015 -2019) populasi ayam kampung di Bali merosot 30,61%, dari 4.111.438 menjadi 2.853.115 ekor; dan dalam waktu-waktu tertentu terutama pada saat upacara keagamaan di Bali harganya juga mahal dan kadang-kadang sulit memperolehnya terutama yang memiliki bulu berwarna tertentu.

Pada hari ini Selasa, 4 Mei 2021 dilaksanakan sosialisasi kegiatan hilirisasi teknologi budidaya ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan), di Desa Jehem Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli. Sosialisasi dihadiri oleh Kepala BPTP Bali Dr. I Made Rai Yasa selaku penangungjawab kegiatan, didampingi oleh Kepala Bagian Kerjasama, drh. I Nyoman Sugama. Drh I Nyoman Suyasa (Peneliti BPTP Bali), dan tim kegiatan lainnya.

Acara sosialisasi juga dihadiri Koordinator BPP Kecamatan Tembuku, Kepala UPT Kesehatan Hewan Kecamatan Tembuku, perwakilan Desa Jehem, petani serta wanita tani dari Kelompok Tani Sato Nadi, Kelompok Ternak Wahyu Rare Angon dan Kelompok Wanita Tani Mekar Sari Desa Jehem.

Kepala BPTP Bali dalam sambutanya menyampaikan bahwa Bali selain memenuhi kebutuhan masyarakatnya juga memenuhi kebutuhan wisatawan yang datang ke Bali, sehingga untuk memenuhi hal tersebut Bali selalu mendatangkan bahan pangan seperti daging ayam dan daging lainnya dari luar Bali.

Senada dengan apa yang disampaikan Kepala BPTP Bali koordinator kegiatan drh. I Nyoman Suyasa, MSi, menambahkan bahwa kegiatan Hilirisasi Teknologi Budidaya Ayam KUB ini memiliki misi menyebarkan ayam KUB yang merupakan Ayam kampung unggul untuk diusahakan oleh peternak untuk dipelihara dan dikembangkan agar meningkatkan konsumsi protein dan pendapatan.

Sementara itu I Nengah Konci selaku Ketua Kelompok Ternak Tani Sato Nadi menyampaikan terimakasihnya atas kerjasama pengembangan ayam KUB di kelompoknya. “dari awal kerjasama pengembangan ayam KUB pada tahun 2018 sampai saat ini, kegiatan pembibitan ayam KUB yang saya kelola telah berkembang cukup pesat” ungkapnya.

I Nengah Konci juga mengatakan anak ayam yang di produksi secara rutin telah dipesan oleh peternak dari Kecamatan Kuta Selatan Badung, peternak dari Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng, peternak dari Tampak Siring Gianyar, peternak dari Karangasem dan daerah lainnya. “Saat ini jumlah pesanan anak ayam sudah mencapai 5000 ekor per bulan” jelasnya menambahkan.

Kerjasama BPTP Bali dan BMKG Atasi Masalah Produktivitas Kedelai di Tabanan

Denpasar - Hari Rabu 3 Maret 2021 bertempat di Subak Bengkel, Kecamatan Kediri Tabanan dilaksanakan Focus Grup Discussion (FGD) untuk mengetahui potensi dan permasalahan pengembangan kedelai di Tabanan. Acara dihadiri Kepala BPTP Bali, Kepala Balai Klimatologi BMKG Jembrana bersama jajaran, PLT Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan bersama jajaran, Koordinasi BPP Kecamatan Kediri, Kepala Desa Bengkel, Kelian Subak dan anggota subak Bengkel.


Kepala BPTP Bali Dr. I Made Rai Yasa menjelaskan permasalahan rendahnya kedelai di Kabupaten Tabanan dikarenakan petani selama ini umumnya menanam benih antar lapang yang tidak bersertifikat, cara tanam dengan disebar. “ dari hasil FGD diketahui provitas kedelai di Tabanan sekitar 1,6 ton per ha, budidaya tanaman tanpa didasari juknis yang tepat, dan kurang memberikan keuntungan Sebagai dampaknya, petani menanam komoditas lain seperti sayuran chaisin dan komoditas lain pada saat jadwal tanam kedelai” paparnya.


Rai Yasa juga menyampaikan bahwa terkait dengan permasalahan kedelai tersebut, BPTP Bali pada tahun 2021 akan melaksanakan demplot inovasi kedelai di Subak Bengkel, Tabanan seluas 2 ha dengan memperkenalkan Varietas Devo 2, Devon 2, Detap 1, Biosoy, dan Anjasmoro. “Kami juga akan memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada petani untuk standarisasi budidaya kedelai di lokasi ini” Jelasnya.


Dr. Ir. Ni Made Delly Resiani, MP (Peneliti BPTP Bali) selaku koordinator lapangan kegiatan demplot menjelaskan bahwa varietas-varietas kedelai yang akan di demplotkan merupakan varietas kedelai unggulan Badan Litbang Pertanian, yang dihasilkan oleh Balai Penelitian aneka Kacang dan Umbi di Malang, Jawa Timur. “keunggulan dari varietas kedelai ini adalah bijinya yang lebih besar dari kedelai local yang biasa ditanam petani dan memiliki potensi produksi yang tinggi” jelasnya.

Senada dengan kepala BPTP Bali, kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jembrana Aminudin AI Roniri, SP.,M.Si, juga menyampaikan bahwa untuk mendukung pelaksaan demplot akan menempatkan peralatan untuk mengetahui dinamika iklim mikro di lokasi. “Dengan alat ini diharapkan dapat mengetahui dampak perubahan iklim terhadap perkembangan hama penyakit tanaman, pertumbuhan tanaman, dan lainnya” jelasnya.


Sementara itu perbekel Desa Bengkel I Nyoman Wahya Biantara, S.Kom juga memberikan dukungan positif dirinya menyampaikan bahwa ke depan akan memanfaatkan dana desa untuk melaksanakan pelatihan-pelatihan terkait kedalai di desanya seperti pelatihan pembuatan tempe dan produk turunan lainnya dari kedelai, “ Hal ini kami lakukan untuk mendukung pengembangan kedelai di subak bengkel ini” jelasnya.

Lokasi RPIK 2021 Disepakati di Kecamatan Baturiti dan Penebel KabupatenTabanan

Denpasar - Sejak hari Selasa 30 Maret sampai dengan Kamis 1 April 2021 tim Puslitbang Hortikultura dan Balai Penelitian Tanaman Sayuran melakukan lanjutan perencanaan kegiatan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) Bawang Putih di Bali. Perencanaan diawali dengan koordinasi bersama Dinas Pertanian Provinsi Bali, UPTD BPSB Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan dan BPTP Bali.

Selanjutnya dilakukan penjajagan lokasi ke Kelompok Kanti Sembada Kecamatan Baturiti dan Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan. Di lokasi, tim RPIK diterima dan didampingi oleh PPL, pengurus kelompok, pekaseh dan anggota. Dari hasil penjajagan lokasi disepakati pelaksanaan demplot RPIK bawang putih akan dilakukan di Br. Batusesa Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti seluas 2 hektar dan di Subak Jatiluwih seluas 4 hektar.

Kepala Balitsa Dr. Harmanto menjelaskan selain sebagai media diseminasi, output dari kegiatan RPIK ini adalah bagaimana menghasilkan bawang putih berumbi besar. "Di lokasi ini juga akan dilakukan pengujian terhadap bawang putih lokal Penebel yang dikenal dengan "kesuna kayu" dibandingkan dengan varietas Lumbu Putih, Lumbu Hijau, dan Sangga Sembalun," jelasnya.

Setelah disepakati lokasi RPIK hari ketiga Kamis (1/4) dilakukan penajaman rencana operasional dengan penyusunan jadwal palang kegiatan dipimpin langsung oleh kepala Balitsa sendiri.

DPW BPTP Bali Ikuti Bimtek Kesehatan Reproduksi pada Wanita

Denpasar - Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP). Untuk hal itu hari ini (5/3), ibu-ibu DWP BPTP Bali melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang kesehatan reproduksi wanita dengan topik Pencegahan Kanker Serviks, dengan mengundang narasumber dari Dinas Kesehatan Kodya Denpasar.

Acara Bimtek dibuka oleh Kepala BPTP Bali Dr. Drh. I Made Rai Yasa, MP, dan dihadiri oleh sekitar 40 orang pengurus dan anggota DWP. Sedangkan materi Bimtek ini diisi oleh dr. I Gusti Mayun Surya Darma, M Biomed. Sp.OG (K). Hadir pula pada acara tersebut Kasie Penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa Dinas Kesehatan Kodya Denpasar.

Menurut narasumber, pada intinya faktor-faktor penyebab yang memperbesar potensi kasus kanker serviks ini adalah hubungan seksual usia dini, merokok, multi partner, dan kurangnya menjaga kebersihan area kewanitaan. Sehingga disarankan agar ibu-ibu DWP BPTP Bali selalu menjaga kebersihan terutama area kewanitaan agar terhindar dari penyakit kanker serviks ini.

Subcategories

Subcategories