Info Aktual

Dengan Sorgum, Kabupaten Buleleng Ingin Kembalikan Kejayaan Masa Lalu

Konon menurut sejarahnya nama Kabupaten Buleleng diambil dari nama tanaman yang pernah berjaya di daerah tersebut. Tanaman yang dimaksud tiada lain adalah tanaman sorgum. Kini Kabupaten Buleleng, melalui Dinas Kabupaten Buleleng ingin mengembalikan kejayaan sorgum yang pernah menjadi kebanggaan mereka.

Oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, beberapa demplot sudah dilakukan seperti di Desa Tegalinggah dan Sambangan. Di awal bulan November tahun 2020 ini demplot sorgum juga dilakukan di Desa Sanggalangit seluas 0,5 hektar, demplot ini merupakan kerjasama Distan Kabupaten Buleleng dengan BPTP Bali. Varietas sorgum yang ditanam yaitu varietas Super 2 yg memiliki potensi hasil tinggi.

Pada hari ini peneliti BPTP Bali I Nyoman Adijaya Rabu (25/11), didampingi penyuluh Wilbin Desa Musi- Gerokgak-Buleleng I Made Sutapa mengecek perkembangan tanaman. Menurut Nyoman Adijaya penampilan pertumbuhan tanaman terlihat cukup bagus, "saat ini tanaman sdh berumur 24 hst" sebutnya.

Adijaya juga menyarankan agar PPL setempat tetap melakukan pendampingan kepada petani yang melaksanakan demplot sorgum. " kami sarankan segera dilakukan penjarangan tanaman dengan menyisakan 2-3 tanaman per lubang serta melakukan pemupukan kedua umur pada 35-42 hst" tambahnya.

Kepala Desa Tembok Ingin Kembangkan Sorgum Balitbangtan

Denpasar - Sorgum memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di Bali. Permintaan akan sorgum sangat tinggi baik untuk pasar lokal maupun luar daerah, akan tetapi produksi sorgum di Bali saat ini belum mampu mencukupi kebutuhan pasar tersebut. Saat ini kebutuhan sorgum untuk pasar lokal masih mendatangkan dari luar Bali. Menurut keterangan Ketua Asosiasi Sorgum Indonesia dirinya setiap dua minggu sekali dia mengirimkan 8-10 ton sorgum ke Bali.

Untuk lahan marginal dimana air sebagai faktor pembatas utama sorgum sangat cocok untuk dikembangkan, karena tanaman sorgum merupakan jenis tanaman yang tahan terhadap cekaman kekeringan.

Berkeinginan mengembangkan tanaman sorgum di desanya, hari ini Selasa (13/10), Kepala Desa Tembok datang ke BPTP Bali untuk berkonsultasi tentang teknik budidaya dan prospek pengembangan sorgum.

Tembok adalah nama Desa yang berada di ujung timur Kabupaten Buleleng dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Karangasem, dengan kondisi lahan pertanian sebagian besar adalah lahan marginal.

Usai diskusi diserahkan sebanyak 10 kg benih sorgum unggul produk Balitbangtan kepada Kepala Desa Tembok untuk diujicobakan pengembangannya di Desa Tembok. Benih sorgum sebanyak 10 kg ini cukup untuk luasan lahan satu hektar. Selanjutnya disarankan apabila mau mengembangkan pada skala yang lebih luas untuk kebutuhan benih dapat menghubungi Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros-Sulawesi Selatan.

Museum Tanah dan Pertanian Kementan Berburu Koleksi ke Bali

Untuk mewujudkan Museum Tanah dan Pertanian Kementan sebagai Museum Nasional tentunya harus didukung oleh koleksi yang memiliki ciri khas dari setiap daerah di Indonesia. Untuk itu Museum Tanah dan Pertanian Kementan terus mengumpulkan alat-alat pertanian traditional yang akan digunakan untuk melengkapi koleksi museum.

Hari ini Kamis (5/11) Kepala Bidang Program dan Evaluasi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Kementan Dewa Ngakan Cakrabawa, bersama Kepala Museum Tanah dan Pertanian Kementan Rima Setiani dan tim lainnya berkunjung ke BPTP Bali untuk mencari informasi terkait Subak dan keberadaan alat-alat pertanian traditional Bali.

Rombongan diterima langsung oleh Kepala BPTP Bali I Made Rai Yasa beserta staff lainnya. Setelah menginformasikan tetang subak dan teknologi pertanian traditional di Bali rombongan disarankan untuk mengunjungi museum subak Sanggulan-Tabanan "Secara lengkapnya koleksi alat-alat pertanian traditional di Bali ada di museum tersebut" jelasnya.

Setelah menyerahkan buku yang berjudul Sejarah Pertanian Indonesia, rombongan dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian beranjak ke museum subak Sanggulan- Tabanan. Sampai di lokasi rombongan diterima oleh Kepala UPTD Museum Subak Tabanan, Ida Ayu Ratna Pawitrani.

Dengan ramah Ida Ayu membawa rombongan berkeliling museum sembari menunjukkan koleksi dan menjelaskan tentang subak serta teknologi pertanian traditional subak. Mulai dari peralatan, bangunan irigasi, pembagi air hingga bangunan traditional Bali.

Bupati Klungkung Komitmen Kembangkan Hidroponik Skala Rumah Tangga

Denpasar - Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, S.Pd.,MM., saat membuka acara bimtek Hidroponik angkatan I yang dilaksanakan di BPP Klungkung Senin (12/10) menyampaikan bahwa hidroponik skala rumah tangga merupakan salah satu program Pemda Klungkung dengan sasaran 100 KK miskin yang sudah diverifikasi. "Kami berharap program ini dapat berkembang dan berkelanjutan di Klungkung" tegasnya.
 
Selain itu Bupati juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan dan kerjasama BPTP Bali dalam mensukseskan program bimtek teknis hidroponik di Kabupaten Klungkung. "Program ini juga akan dikawal oleh PPL di Kabupaten Klungkung" ujarnya.
 
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung drh. Ida Bagus Gede Juanida menjelaskan pelatihan dirancang menjadi 5 angkatan dari tanggal 12-22 Oktober. Setiap angkatan selama 2 hari dengan materi teori di hari pertama dan materi praktek pada hari kedua. Disebutkan pula selain narasumber dari BPTP Bali juga dilibatkan narasumber dari praktisi hidroponik lainnya.
 
Sementara itu Kepala BPTP Bali Dr. I Made Rai Yasa saat menyampaikan materi mengenai pentingnya optimalisasi pemanfaatan pekarangan mengatakan siap memfasilitasi kegiatan bimtek tersebut dengan menyediakan narasumber baik penyuluh maupun peneliti dari BPTP Bali.

BPTP Bali Ikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan Lingkup Kementan

Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa-jasa para pahlawan. Hari ini (10/11) dilaksanakan peringatan hari pahlawan di lingkup Kementerian Pertanian. Peringatan kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Peringatan hari pahlawan di masa pandemi covid-19 ini dilaksanakan secara virtual, diikuti oleh seluruh UPT Lingkup Kementan.

BPTP Bali sendiri mengikuti peringatan hari pahlawan secara virtual di ruang AOR. Meskipun masa pandemi upacara peringatan hari pahlawan ini tetap berjalan dengan hikmat mengikuti setiap tahapan upacara. Tema hari pahlawan tahun 2020 adalah "Pahlawanku Sepanjang Masa".

Bapak Menteri Pertanian, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si. dalam arahannya menyampaikan bahwa hari pahlawan tidak hanya sekedar diingat pada tanggal 10 Nopember saja namun lebih dari itu perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk mempertahankan kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia.

"Nilai-nilai kepahlawanan seperti percaya kepada tuhan yang maha kuasa, pantang menyerah, rela berkorban, suka membantu, bergotong royong harus terus-terus dirawat dan dipupuk agar dapat bertumbuh, bersemi di hati setiap rakyat Indonesia" tegasnya.

Dimasa Pandemi Pertanian Skala Rumahtangga Makin Diminati Masyarakat Perkotaan

Denpasar - Adanya pandemi Covid-19 membuat kita lebih banyak beraktifitas dirumah. Bertani menjadi hal yang menyenangkan untuk dijadikan pilihan beraktifitas di rumah. Bagi masyarakat perkotaan lahan sempit berupa pekarangan rumah menjadi batasan untuk melakukan kegiatan bertani.

Namun kini dengan adanya kemajuan inovasi teknologi di bidang pertanian, bertanipun masih bisa dikerjakan pekarangan rumah. Salah satunya bertani dengan sistem hidroponik.

Demi mewujudkan keinginannya memanfaatkan pekarangan rumah untuk bertani Senin (5/10), seorang pemuda dari kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta-Badung datang ke BPTP Bali untuk berkonsultasi tetang pertanian di lahan pekarangan dan pertanian secara hidroponik.

Kunjungannya diterima oleh I Made Astika selaku Penanggungjawab kegiatan Taman Agro Inovasi BPTP Bali sekaligus penyuluh pertanian yang memiliki keahlian di bidang pemanfaatan lahan pekarangan untuk pertanian dan bertani sistem hidroponik.

 

BPTP Bali Latih Penyuluh BPP dan Petani Milenial di Gerokgak Budidaya Hidroponik

Kamis 5 November 2020, bertempat di BPP Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng dilaksanakan Bimtek Budidaya Tanaman Secara Hidroponik. Kegiatan Bimtek diikuti oleh 35 peserta terdiri dari penyuluh BPP Gerokgak dan petani milenial.
 
Kegiatan Bimtek dibuka oleh Koordinator BPP Gerokgak I Nyoman Suarda. Dalam sambutannya I Nyoman Suarda menyampaikan bahwa teknologi budidaya tanaman hidroponik sangat menarik karena di kawasan Gerokgak belum ada yang mengembangkan. "kami harap teknologi hidroponik ini dapat dikembangkan sebagai tambahan mata pencaharian dan penyediaan sayuran yang sehat dan berkualitas bagi keluarga. Khusus bagi para milenial teknologi ini sangat cocok dikembangkan ditengah sulitnya mencari pekerjaan di masa pandemi seperti sekarang ini" Jelasnya.
 
I Nyoman Suarda juga mengaku bahwa ke depannya BPP Gerokgak juga akan membuat budidaya tanaman secara hidroponik sebagai percontohan di kantor "selain itu juga untuk memotivasi masyarakat yang berkunjung ke BPP" tambahnya.
 
Sementara itu I Made Astika (Penyuluh BPTP Bali) sekaligus sebagai narasumber dengan materi yang disampaikan tentang budidaya tanaman hidroponik mengajak peserta untuk langsung melihat instalasi hidroponik yang ada di BPTP Bali "jika ada materi yang belum jelas atau ingin belajar dan melihat langsung instalasi hidroponik, silahkan berkunjung ke BPTP Bali" ujarnya.

Campuran Tepung Indigofera Mampu Tekan Biaya Pakan Ayam KUB

Denpasar - Pakan merupakan masalah utama dalam peternakan, termasuk peternakan ayam. Hampir 70% dari biaya usaha peternakan umumnya untuk kebutuhan pakan, karena seperti diketahui bahwa penggunaan pakan konsentrat yang merupakan campuran bahan pakan harganya mahal. Dengan memanfaatkan substitusi tepung indigofera yang memiliki kandungan protein tinggi (mencapai 24-27%) pada pakan ternyata mampu mengurangi biaya pakan yang dibutuhkan.
Indigofera merupakan tanaman jenis leguminosa yang memiliki nutrisi tinggi. Bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia seperti sapi dan kambing. Bentuk pohon sedang dan tumbuhnya tegak. Tahan kekeringan dan mudah beradaptasi. Indigofera biasanya diperbanyak dengan biji.
Seperti pada kegiatan kajian BPTP Bali yang dilaksanakan di Desa Jehem, Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli. Campuran pakan dengan komposisi 10% tepung indigofera, 35% dedak padi, 40% jagung dan 15% konsentrat pabrik mampu menekan biaya pakan.
Setelah dilakukan pengukuran berat badan diketahui pemberian tepung indigofera untuk ayam kampung unggul Balitbangtan (KUB) sampai fase grower umur 12 minggu memberikan bobot rata-rata 800 g – 1000 g/ekor sedangkan umur 16 minggu bobot rata-rata mencapai 1.100 g - 1.400 g/ekor. Dari segi pertumbuhan tidak terlalu kelihatan perbedaannya dengan ayam yang diberikan pakan konsentrat tanpa tepung indigofera, akan tetapi dapat menurunkan biaya pakan sebesar 17,76% pada fase Grower dan 37,37% pada fase starter.
Dayu Parwati sebagai peneliti mengaku akan melanjutkan pengukuran pengaruh campuran tepung indigofera terhadap produktivitas telur ayam KUB.
Menurutnya karena ayam KUB juga merupakan ayam kampung yang potensial sebagai petelur, potensi produksi yang dimiliki mencapai (50-60%), jauh lebih tinggi dibandingkan ayam kampung biasa dimana potensinya hanya mencapai 30-35%. "Dengan pemanfaatan tepung indigofera ini kami diharapkan produksi telur ayam KUB bisa meningkat, sehingga peternak ayam KUB akan semakin efisien dalam biaya pakan dan keuntungannya pun semakin meningkat" ujarnya.
 

Petani Desa Musi Sukses Kembangkan Pupuk Organik Dari Limbah Sapi

Diawali dengan adanya program Primatani dari Balitbangtan-Kementan pada tahun 2009-2012, dimana Gapoktan Bina Karya Bakti Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng merupakan kelompok pelaksana kegiatan di bawah binaan BPTP Bali.

Diketuai oleh Bapak Ketut Sumadi Gapoktan Bina Karya Bakti sukses menjalankan program Primatani. Integrasi tanaman-ternak menjadi fokus utama kegiatan mereka.

Dalam perjalanannya setelah program Primatani ada keinginan kelompok untuk memenuhi kebutuhan lokal akan pupuk organik, agar tidak selalu membeli pupuk organik dari luar dan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Kelompok mulai mengolah limbah kotoran ternak sapinya menjadi pupuk organik. Alhasil pupuk yang mereka hasilkan berkualitas bagus dan disukai oleh petani setempat.

Lambat laun pupuk organik yang mereka hasilkan didengar oleh petani-petani dari desa lain. Pesananpun terus datang hingga akhirnya kelompok mulai berpikir untuk menjual pupuk mereka ke luar desa.

Karena permintaan semakin banyak tempat pengolahan sudah tidak muat lagi, bahkan bahan baku yang semula bersumber dari limbah ternak sapi Simantri dan peternak sekitarpun sudah mulai kekurangan.

Kelompok kemudian memperbanyak tempat-tempat pengolahan dan mencari bahan baku ke peternak serta kelompok-kelompok Simantri yang ada di luar Desa Musi.

Semangat untuk mendapat penghasilan dari menjual pupuk organik semua anggota bahu-membahu aktif mengolah limbah sapi menjadi pupuk organik.

Begitu seterusnya hingga sekarang kelompok sudah mampu memroduksi pupuk organik 1.500 sampai dengan 2.500 ton per tahun. Pupuk organik yang mereka jual bermerek "Bumi Subur Organik" tersedia dengan berbagai ukuran kemasan.

Ketut Sumadi saat dimintai keterangan menceritakan bahwa inovasi teknologi yang pernah diajarkan BPTP terus mereka lanjutkan dan kembangkan. "Salah satunya tetang pengolahan pupuk organik ini" jelasnya.

Disebutkan pula keberhasilan mereka tidak lepas dari dukungan Dinas Pertanian Provinsi Bali dan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng yang telah memberi dukungan berupa sebagai penyedia untuk pengadaan pupuk organik bersubsidi. "Sementara sasaran pasar kami yang lainnya adalah pasar lokal seperti ke daerah perkebunan kopi dan sayuran", jelasnya.

Putu Darmawan salah satu pengurus kelompok juga megakui usaha pupuk organik ini sangat memberi manfaat yang besar karena mampu membuka lapangan kerja bagi anggota kelompok maupun warga sekitarnya.

Bimtek Cabai Rawit di BPP Kostratani Banjarangkan-Klungkung

Sesuai dengan Komoditas Utama yang akan dikembangkan di BPP Banjarangkan yaitu cabai rawit hari ini Senin (14/09), dilaksanakan kegiatan Bimtek untuk mendukung Program Kostratani Kementerian Pertanian di BPP Banjarangkan, Klungkung.

Acara bimtek dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung (drh. Ida Bagus Gede Junaida), dan dihadiri oleh Kepala Balai Karantina Kelas I Denpasar (drh. I Putu Terunanegara, MM.) Kepala BPTP Bali (Dr. drh. I Made Rai Yasa, MP.), Peneliti dan Penyuluh BPTP Bali, Penyuluh Pertanian dan POPT BPP Banjarangkan, serta Petani.

Materi yang disampaikan mengenai Potensi Pengembangan Cabai Rawit di Provinsi Bali oleh Kepala BPTP Bali, Teknologi Budidaya Cabai dengan Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu oleh Jemmy Rinaldi, SP, M.Si (Peneliti BPTP Bali), Pengenalan dan Pengendalian OPT Cabai oleh Eko Nugroho Jati, SST (Penyuluh BPTP Bali).

Subcategories

Subcategories