Gonda Timpag Sumber Daya Genetik dari Tabanan

Category: Info Teknologi Written by Putu Sweken Elizabeth, SP

Gonda awalnya oleh petani di Bali dianggap sebagai gulma pada tanaman padi. Namun belakangan diketahui Gonda bisa dijadikan sayur yang enak dan bergizi. Ahirnya banyak petani yang membudidayakan gonda di lahan sawah mereka. Gonda pun menjadi komoditas ekonomis yang mampu memberikan nilai tambah untuk petani. Tanaman gonda memiliki umur pendek, siap panen pada umur 20-25 hari. Setiap daerah di Bali gonda memiliki rasa yang sfesifik. Salah satu varietas Gonda yang paling diminati karena rasanya adalah Gonda Timpag. Disebut Gonda Timpag karena varietas gonda ini berasal dan banyak dikembangkan di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan-Tabanan.

 

Gonda Timpag saat ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 tentang perlindungan varietas tanaman; Peraturan pemerintah Nomor 13 tahun 2004 tentang Penanaman, Pendaftaran dan Penggunaan Varietas Asal untuk Pembuatan Varietas Esensial. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 Tahun 2006 tentang Syarat Penanaman dan Tata Cara Pendaftaran Varietas Tanaman, Tahun 2018 telah diakui sebagai Sumber Daya Genetik (SDG) asli Kabupaten Tabanan oleh Pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan dengan tanda daftar varietas tanaman Nomor : 839/PVL/2018 tertanggal 19 November 2018.

 

Permohonan pendaftaran oleh Bupati Tabanan yang difasilitasi oleh BPTP Bali. Dengan demikian varietas tersebut telah terdaftar di Pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian sebagai varietas lokal Kabupaten Tabanan dan menjadi milik masyarakat di wilayah bersangkutan sesuai dengan perundangan yang berlaku. Sebagai tindak lanjut pasca pendaftaran varietas tanaman lokal diharapkan 1). Secara berkelanjutan dilakukan perbanyakan tanaman, pembuatan duplikat varietas, penyimpanan benih dan rejuvinasi/peremajaan. 2). Pengembangan dan pemanfaatan sebagai sumber materi genetik untuk perakitan varietas baru. Adapun deskripsi “Gonda Timpag” adalah sebagai berikut:

 

Batang :

:

 

Tinggi Tanaman

:

45-80 cm

Diameter batang

:

1-1,7 cm

Warna batang

:

Hijau tua dan hijau muda

Sifat permukaan batang

:

Licin-Bekas tangkai

Bentuk batang

:

Bulat (teres) dan bersegi (angularis)   

Sudut ketiak cabang

:

23-37 derajat

Arah tumbuh cabang

:

Condong ke atas (patens)

Jenis cabang

:

Primer, sekunder, tersier dan kuartier

Panjang cabang

:

Kurang lebih 21-24 cm

Cara pencabangan

:

Simpodial

Daun :

:

 

Panjang daun

:

2.5-7 cm

Lebar daun

:

1-1,8 cm

Panjang tangkai daun

:

0.5-1.5 cm

Warna daun

:

Hijau (muda/kekuningan/tua)

Bentuk daun

:

Memanjang (oblongus) laset

Sifat permukaan daun

:

Licin (leaves)

Tata letak daun

:

Satu buku satu

Bentuk pinngiran daun

:

Datar

Bentuk ujung daun

:

Meruncing (acuminotus)

Sifat tulang daun

:

Berseling (asimetri)

Bunga dan buah :

:

 

Panjang bulir

:

4-6 cm

Diameter bulir

:

0.8-1,3 cm

Warna bunga

:

Putih

Jumlah kelopak bunga

:

5-6 kelopak

Jumlah mahkota bunga

:

6 helai mahkota

Jumlah benang sari

:

5-6

Diameter buah

:

Kurang lebih 5 mm

Jumlah ruang buah

:

2 ruang

Warna biji

:

Coklat

Akar :

:

 

Panjang akar

:

26-37 cm

Bentuk akar

:

Menyerupai benang (filiformis)

 

Sumber : Kegiatan SDG BPTP BALI