Info Teknologi

Induksi Ekstrak Daun Bunga Pukul Empat Untuk Mencegah Virus Kuning Pada Tanaman Cabai

Salah satu kendala dalam peningkatan produksi cabai adalah adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Diantara OPT yang sering menyerang tanaman cabai yaitu virus kuning. Penurunan hasil panen yang disebabkan oleh virus kuning berkisar mulai dari 32% - 75%. Saat ini untuk mencegah penyakit tersebut petani masih bergantung kepada penggunaan pestisida sintetis yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain yang ramah lingkungan untuk dapat mengatasi virus keriting kuning pada tanaman cabai, salah satunya yaitu dengan menginduksi dengan ekstrak daun bunga pukul empat. 

Ciri-ciri Tanaman Cabai Terserang Penyakit Virus Kuning

Gejala tanaman cabai yang terserang virus kuning yaitu pertama kali muncul pada daun muda/pucuk berupa bercak kuning di sekitar tulang daun, kemudian berkembang menjadi urat daun menjadi berwarna kuning (vein clearing), cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan atau kuning. Gejala berlanjut hingga hampir seluruh daun muda atau pucuk berwarna kuning cerah, dan ada pula yang berwarna kuning bercampur dengan hijau, daun cekung dan mengkerut berukuran lebih kecil dan lebih tebal (Foto.2).

Foto 2. Perkembangan Gejala Serangan Virus Kuning pada Tanaman Cabai (Sumber:Badan Litbang Pertanian)

Penularan Virus Kuning pada Tanaman Cabai

Cara penularan dan penyebab virus kuning:

  1. Virus kuning tidak ditularkan karena tanaman bersinggungan atau terbawa benih.
  2. Spesies kutu kebul yang menularkan virus kuning pada tanaman cabai adalah Bemisia tabaci (Foto. 2).
  3. Kutu kebul dewasa yang mengandung virus dapat menularkan virus selama hidupnya pada waktu menghisap tanaman sehat.
  4. Sifat kutu kebul yang mampu menghisap berbagai jenis tanaman, menyebabkan virus ini menyebar dan menular. (Foto 3)

Foto 3. Kutu Kebul (Sumber:Badan Litbang Pertanian)

Induksi Ektrak Daun Bunga Pukul Empat

            Cara mengatasi virus kuning dapat dilakukan secara ramah lingkungan. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengekstrak beberapa jenis tumbuhan untuk merangsang pertumbuhan gen resisten yang tahan/kebal terhadap serangan kutu kebul yang menularkan virus kuning. Salah satu jenis tanaman yang mampu menginduksi ketahanan tanaman cabai terhadap penyakit virus kuning adalah bunga pukul empat (M. jalapa).

Membuat Ekstrak Daun Bunga Pukul Empat

Cara mengekstrak daun bunga pukul empat yaitu dengan cara merendam daun sebanyak 250 gram ke dalam 1 liter air panas selama 3 jam, lalu disaring dan diambil larutan ekstraknya saja.

Aplikasi pada Tanaman

Campurkan larutan esktrak tersebut dengan perbandingan 1:10 (1 liter ekstrak : 10 liter air), kemudian disemprotkan ke tanaman cabai pada: persemaian (berdaun 4), 1 minggu dan 4 minggu setelah pindah tanam (Foto 3).

Foto 4. Aplikasi Ekstrak Daun Bunga Pukul Empat pada Persemaian

 

Tehnik Produksi VCO

Virgin Coconut Oil (VCO), merupakan minyak kelapa murni yang diolah dari bahan baku buah kelapa. Berbeda dengan proses membuat minyak goreng dari kelapa, proses pembuatan VCO dilakukan dengan cara fermentasi. Virgin Coconut Oil (VCO) memiliki ciri-ciri yang khas yaitu bening atau tidak berwarna, aroma dan rasa buah kelapa.

Kandungan asam laurat, asam kaprilat dan asam kaprik pada VCO dipercaya bermanfaat sebagai anti mikroba alami yang dapat menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan pathogen lain sehingga mikroba atau virus menjadi inaktif atau tidak aktif. Tidak hanya untuk pengobatan dan perawatan kesehatan, minyak kelapa murni juga dipakai sebabai bahan baku kosmetik dan farmasi.

 

Proses Pembuatan Minyak Kelapa Murni :

  1. Bahan dasar yang dipakai adalah daging buah kelapa masak yang berumur 10-12 bulan. Daging buah tersebut diparut lalu ditambahkan air hangat 40ᵒC atau suam-suam kuku, diperas hingga menghasilkan santan.

  2. Tambahkan air serta melakukan pemerasan santan dilakukan terus-menerus dengan air secukupnya sampai tidak ada lagi santan yang diperoleh, kemudian diamkan selama kurang lebih 4 jam.

  3. Setelah 4 jam santan akan terpisah menjadi 3 bagian : yang pertama santan prima yang berada pada lapisan teratas, yang kedua air pada lapisan tengah, dan yang ketiga endapan pada lapisan terbawah.

  4. Selanjutnya santan prima dipisahkan dan dicampur dengan air kelapa yang telah dibiarkan terbuka selama kurang lebih 4 jam.

  5. Kemudian campuran santan dan air kelapa tersebut didiamkan selama kurang lebih 24 jam. Selama 24 jam ini akan terjadi proses fermentasi.

  6. Santan prima juga akan terpisah menjadi 3 bagian : yang pertama minyak bening atau minyak VCO pada lapisan teratas, yang kedua blondo putih pada lapisan tengah, dan yang ketiga air kelapa pada lapisan terbawah. Masing-masing dari lapisan ini kemudian akan dipisahkan.

  7. Blondo putih dipanaskan diatas api sehingga mendapatkan minyak dan coklat.

  8. Minyak yang terbentuk akan dipisahkan dan bias dicampur dengan minyak bening dari hasil fermentasi, selanjutnya dipanaskan lagi kurang lebih 10 menit agar mengurangi kadar air.

  9. Minyak yang diperoleh kemudian didinginkan dan dikemas dalam botol yang sudah steril lalu ditutup rapat.

Teknologi Olah Basah Kopi

Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan komoditas perkebunan andalan yang menjadi salah satu komoditas penghasil devisa bagi Indonesia. Untuk memenuhi standar kopi yang berkualitas ekspor penanganan budiaya, panen dan pasca panen harus dilakukan dengan tujuan sasaran  waktu, cara dan jumlah yang benar.  

Seperti halnya produk pertanian lainnya, buah kopi yang telah dipanen perlu segera diolah menjadi tahapan yang bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu. Secara umum terdapat 2 (dua) cara pengolahan buah kopi menjadi biji kopi yaitu, cara olah basah dan cara olah kering. Setiap cara pengolahan memiliki keungulan dan kelemahan tersendiri. Secara biaya produksi olah basah membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan olah kering. Sedangkan dari segi kualitas produk kopi yang dihasilkan dari proses olah basah memiliki kualitas yang lebih baik.

Umumnya cara olah basah digunakan pada jenis kopi arabika, karena kopi jenis arabika memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan robusta.  Berikut, merupakan tahapan untuk pengolahan biji kopi dengan proses basah.

1. Panen

Dalam tahap ini, pada saat pohon kopi mulai berproduksi, buah  kopi membutuhkan waktu cukup lama sekitar 9 (Sembilan) bulan sehingga buah bisa menjadi matang. Buah kopi akan di petik jika sudah matang dan berwarna merah seperti ceri. Kopi yang belum matang akan di biarkan sampai matang pada dahannya hingga dapat di petik.

2. Sortasi buah

Tahapa selanjutnya setelah buah kopi sudah di panen kita harus melakukan sortasi buah. Yaitu dengan memisahkan antara buah yang baik dan rusak. 

3. Pengupasan kulit buah

Pengupasan kulit buah dapat dilakukan dengan menggunakan alat manual atau mesin pengupas kulit kopi (pulper). Tujuan pengupasan kulit buah adalah memisahkan antara biji dengan daging buah.

4. Fermentasi

Fermentasi bertujuan untuk memudahkan proses pencucian biji kopi dan juga meningkatkan cita dan rasa dari kopi itu sendiri.  

5. Pencucian

Manfaat dari pencucian ini adalah untuk membantu menghilangkan sisa lendir dari hasil fermentasi. Pencucian dapat dilakukan secara manual, menggunakan bak atau ember atau pencucian dapat juga dilakukan dengan mesin.

6. Pengeringan

Tahap pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air biji kopi. Dalam tahap pengeringan meliputi penjemuran, mekanisme, dan kombinasi keduanya.

7. Pengupasan kulit tanduk dan kulit ari

Pengupasan kulit tanduk dan kulit ari dilakukan untuk memisahkan biji kopi dari kulit tanduk yang menghasilkan biji kopi beras. Pengupasan dapat dilakukan menggunakan mesin pengupas biji kopi (Huller). Perlu diketahui sebelum dimasukkan ke dalam mesin pengupas biji kopi hasil dari pengeringan perlu didinginkan selama minimum 24 jam.

8. Sortasi biji kopi

Pada tahap sebelumnya telah dilakukan sortasi buah, tahap ini disebut sortasi akhir. Yang bertujuan untuk memilah kotoran dan biji pecah. Setelah tahap sortasi akhir biji kopi akan dikemas dan disimpan.

9. Pengemasan dan penyimpanan

Pengemasan biji kopi dengan menggunakan karung yang bersih. Kelembaban gudang penyimpanan perlu diawasi agar kelembabannya selalu terjaga. Biji kopi perlu dihindari dari bau yang tidak sedap, juga serangan hama dan penyakit.

 

Sumber : 

1. BPTP Bali 2017, Pengolahan Kopi Secara Olah Basah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. Denpasar

2. Pudji Rahardjo, 2012. Panduan BudiDaya dan Pengolahan Koi Arabika dan Robusta

Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos Skala Rumah Tangga

Kompos merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pengurai seperti, bakteri, kapang atau cendawan, actinomycetes dan lainnya dalam kondisi lingkungan tertentu. Kompos memiliki beberapa manfaat salah satunya dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan produktivitas tanaman, karena sumber hara yang dibutuhkan oleh tanaman menjadi tersedia. Selain itu kompos juga meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap dan menyimpan air.

Dilihat dari  manfaatnya kompos dapat digunakan pupuk tanaman. Penggunaan kompos dalam usaha tani dapat meningkatkan pendapatan usaha tani dan kesejahteraan petani, karena kompos mudah didapatkan, bisa dibuat sendiri dan juga dapat berperan dalam menangani masalah lingkungan. Pembuatan kompos sangatlah mudah, tidak memerlukan peralatan yang banyak, tidak memerlukan tempat yang luas,dan tidak memerlukan biaya yang banyak.

Cara membuat kompos dari sampah organik

  1. Bahan
  2. Sampah organik dari kegiatan rumah tangga
  3. Formula fermentasi yang terdiri dari campuran

- aktivator pengomposan (EM-4)

-molase berupa air gula

-air

  1. Alat
  2. Komposter atau terpal,
  3. Gunting,pisau,
  4. Sprayer atau selang air.
  • Cara kerja
  1. Siapkan sampah organik
  2. Siapkan formula fermentasi
  3. Potong sampah organik hingga menjadi kecil
  4. Semprotkan air hingga merata (jika diperas air tidak menetes)
  5. Tambahkan formula fermentasi pada campuran sampah organik
  6. Masukan campuran sampah dan formula fermentasi kedalam komposter
  7. Putar komposter hingga formula fermentasi tercampur dengan sampah suhu yang ideal 30-40 C
  8. Setelah lima hari sampah organik telah menjadi kompos dan keluarkan dari komposter
  9. Biarkan hingga kering ( hindari dari sinar matahari langsung dan hujan)
  10. Kompos di ayak dan kemas dalam karung
  11. Kompos yang sudah diayak dikemas dalam plastik selanjutnya digunakan atau dijual.

 

SUMBER :

Liplet, “Membuat Kompos Skala Rumah Tangga”. Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian 2015 

Merakit Instalasi Bio Urine Bertenaga Surya

Bio urine merupakan sejenis pupuk cair yang diolah dari urin ternak. Dalam dunia pertanian bio urine bermanfaat untuk meningkatkan produksi tanaman.dalam proses pembuatan bio urine tidaklah begitu sulit yang di butuhkan yaitu, 1).  Urine ternak, 2). Bak penampung  , 3). Bak fermentasi , 4). Tangga airasi, 5). Pompa air dan pipa/selang air.

Untuk membuat bio urine petani di daerah agak terpencil, dimana daerah tersebut belum terjangkau fasilitas  PLN menjadi kendala utama mereka. instalasi listrik bertenaga surya (Solar Cell )merupakan salah satu alternatif mengatasi permasalahan tersebut. Merakit dan memasang Solar Cell bisa dilakukan oleh petani sendiri karena dalam pengerjaannya cukup sederhana .

Untuk merakit satu unit Solar Cell kapasitas 100 watt dibutuhkan prangkat-prangkat sebagai berikut:

 

  1. 2 bidang papan panel Solar Cell kapasitas 50 watt
  2. 1 buah timer otomatis
  3. 1 buah alat pengatur arus
  4. 1 buah accu 60 – 70 Ampre
  5. Kabel ukuran 2 x 1.5 (panjang disesuaikan)
  6. Klem kabel ukuran 6 mm
  7. Isolasi listrik

Cara kerja Solar Cell adalah mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan prinsip efek Photovoltaic.  Efek Photovoltaic mucul dikarenakan adanya hubungan  dua elektroda yang terhubung dengan sistem padatan saat mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering disebut juga dengan Sel Photovoltaic . Konon katanya sistim ini diketemukan oleh Henri Becquerel  pada tahun 1839.

Pada kegiatan pengolahan bio urin, di daerah yang belum terjangkau aliran listrik PLN, Solar Cell sangat membantu, sebagai sumber tenaga listrik yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga pengerak pompa.  Disamping untuk pengolahan bio urine,  listrik tenaga surya ini juga bisa dimanfaatkan untuk penerangan dan mengaktifkan perangkat elektronik lainnya.  

Subcategories

Subcategories