Info Teknologi

Sistem Tanam Jajar Legowo Jagung

Jagung bagi penduduk Indonesia merupakan komoditas pangan utama setelah padi yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian. Pengembangan komoditas ini berkontribusi dalam penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri. Jagung merupakan komoditas yang memiliki multi fungsi selain sebagai pangan (food) jagung juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak (feed), sebagai bahan bakar, dan sebagai bahan baku industry. Pengembangan tanaman jagung dalam skala yang lebih luas dengan produksi yang lebih tinggi berpotensi meningkatkan pendapatan petani dan pemenuhan pangan  masyarakat.

Seiring perkembangan teknologi di bidang pertanian, inovasi teknologi jagung sudah banyak dan berkembang, seperti inovasi di bidang Varietas Unggul Baru, inovasi di bidang budidaya maupun di bidang pasca panennya. Salah satu inovasi teknologi di bidang budidaya adalah pengaturan jarak tanam jagung. Teknologi sistem tanam jajar legowo adalah salah satu inovasinya. Jajar legowo adalah suatu cara tanam yg didesain untuk meningkatkan produktivitas tanaman melalui peningkatan populasi tanaman dan pemanfaatan efek tanaman pinggir; dimana penanaman dilakukan dengan merapatkan jarak tanaman dalam baris dan merenggangkan jarak tanaman antar legowo.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melakukan pengujian penanaman jajar legowo pada jagung. Berbeda dengan padi, penerapan sistem legowo pada tanaman jagung lebih diarahkan pada peningkatan penerimaan intensitas cahaya matahari untuk optimalisasi fotosintesis dan asimilasi serta memudahkan pemeliharaan tanaman, terutama penyiangan gulma baik secara manual maupun dengan herbisida, pemupukan, serta pemberian air.

Pemanfaatan sistem legowo ini juga dikaitkan dengan upaya peningkatan produksi melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat dan pengelolaan lahan menjadi lebih produktif. Anjuran populasi tanaman untuk jagung adalah berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha. Untuk itu, jarak tanam biasa yang diterapkan adalah 75 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau 70 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang). Pada wilayah yang mempunyai masalah tenaga kerja, dapat diterapkan jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang).

Jika penanaman dilakukan dengan cara tanam legowo, agar populasi tanaman tetap berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha, maka jarak tanam yang diterapkan adalah 25 cm x (50 cm – 100 cm) 1 tanaman/lubang atau 50 cm x (50 cm – 100 cm) 2 tanaman/lubang (populasi 66.000 tanaman/ha). Desain sistem tanam jajar legowo 2:1 jagung adalah sebagai berikut :

Hasil Demontrasi plot (Demplot) jagung BPTP Bali Tahun 2018 di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng diketahui varietas jagung BIMA 20 URI dengan sistem tanam jajar legowo dengan jarak tanam 50 x (50 x 100) cm dengan dua tanaman per lubang mampu berproduksi sebesar 8,78 ton/Ha. Sedangkan dengan sistem tegel 40 X 80 cm produksi jagung Bima 20 URI yang dihasilkan sebesar 8.2 ton/Ha. Untuk varietas Nasa 29 yang ditanam dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan dua tanaman per lubang produksi yang diperoleh petani adalah sebesar 7,9 ton/Ha dan dengan sistem tegel produksinya sebesar 7,5 ton/Ha. Produksi dua varietas jagung ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan varietas yang biasa ditanam petani dan dengan sistem tanam tegel di lokasi demplot yaitu rata-rata produksinya sebesar 5,24 ton/Ha.

Setelah dihitung dengan analisis usahatani, jagung Hibrida Bima 20 URI dengan sistem tanam jajar legowo tetap memberikan keuntungan tertinggi kepada petani. Hasil analisis menunjukkan penerimaan yang diperoleh dari usahatani jagung varietas Bima 20 URI dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 (50 x (50 x 100) cm dengan dua tanaman per lubang) sebesar Rp. 35.120.000,-. Setelah dikurangi biaya-biaya maka diketahui keuntungan yang diperoleh dalam satu kali periode tanam adalah sebesar Rp. 11.255.000 untuk lahan seluas satu hektar. Dari hasil pengujian tersebut maka direkomendasikan oleh BPTP Bali untuk di daerah yang memiliki kondisi geografis yang sama seperti di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng-Bali agar produksi yang diperoleh optimal sebaiknya dalam membudidayakan jagung menggunakan varietas Bima 20 URI dengan sistem tanam legowo 2:1 dengan jarak tanam 50 x (50 x 100) cm.

 

Sumber :

Tehnik Membenihkan Indigofera

Indigofera merupakan tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Menurut hasil penelitian, tanaman ini punya kandungan kalsium, fosfor serta nitrogen yang sangat dibutuhkan hewan ternak terutama domba dan kambing. Menurut hasil kajian BPTP Bali kandungan gizi indigofera yaitu protein kasar sebesar 27,94 %, lemak kasar sebesar 2,35 %, Serat kasar 27,28 %, kadar abu 7,66 %, TDN 64,40 % dan energy sebesar 4.562 kcal/kg.  

Indigofera memiliki pertumbuhan yang relatif cepat. Tanaman indigofera dapat dipanen pada umur 6-8 bulan, dengan interval waktu panen 2 bulan. Tanaman ini juga toleran di lahan dengan ketinggian 1—1.800 m dpl dan dapat tumbuh dengan baik di lahan daerah kering. Untuk membudidayakannya indigofera kita harus mengetahui cara penyemaian indigofera terlebih dahulu agar mendapatkan hasil yang bagus.

Penyiapan alat dan Bahan

  1. Biji Indigofera
  2. Tray Semai
  3. Polybag 10 x 15 cm
  4. Tanah Subur
  5. Pupuk Kandang
  6. Pasir

Langkah Kerja Pembenihan Indigofera

Siapkan tray semai atau baki ukuran diameter minimal 8—10 cm. Siapkan media berupa tanah subur, pupuk kandang dan pasir.  Campurkan media tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1: 1: 1. Setelah media tercampur dengan merata masukkkan media ke teray semai hinnga semua lunbang tray semai penuh. Selanjutnya ratakan media permukaan terai semai dengan penggaris hingga media pada tray menjadi rata. Siram media dengan air bersih menggunakan gembor agar media tidak tercecer terkena percikan air.  

Langkah selanjutnya, Anda harus menyeleksi biji indigofera dengan perendaman. Sebelum disemaikan, rendam dulu biji indigofera selama 12 jam dengan air dingin. Buang biji yang mengambang. Setelah itu, tabur 2—3 butir benih indigofera di dalam tray semai. Setelah biji indigofera di tabur tutup dengan media tipis-tipis saja. Tempatkan tray pada tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Untuk itu sebaiknya digunakan sungkup dari plastik UV.

Biji indigofera mulai tumbuh ke permukaan tanah pada umur 15-20 hari. Setelah mencapai ketinngian kurang lebih 10-15 cm selanjutnya dipindahkan pada polybag yang telah di isi dengan media campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Ukuran polybag yang digunakan untuk perbenihan indigofera adalah 10 x 15 cm. Benih yang sudah ada dalam polybag diberikan penyiraman setiap hari sekali pagi atau sore hari tetapi jangan sampai tergenang supaya akar indigofera tidak membusuk. Apabila ada gejala benih terserang jamur segera di semprot dengan fungisida. Setelah ketinggian benih mencapai 25-30 cm benih indigofera siap ditanam di lapangan.

 

Pengolahan Limbah Cair Kopi Menjadi Pupuk Organik

Limbah cair kopi olah basah kopi bagi petani masih menjadi kendala terutama saat panen raya. Terjadinya perubahan metode pengolahan kopi dari metode kering menjadi metode semi basah ternyata menimbulkan dampak peningkatan volume limbah cair yang dihasilkan. Pencegahan pencemaran secara ekologis (ramah lingkungan) saat ini berkembang melalui pendekatan teknologi organik yang dianggap memiliki dampak minimal terhadap lingkungan serta bagian upaya pendekatan sanitasi lingkungan yang berkelanjutan.

Dampak upaya  peningkatan  mutu  kopi  melalui  perbaikan  proses  pengolahan menghasilkan  limbah  cair kopi olah basah  adalah dapat  mencemari  lingkungan  kebun kopi.   Apalagi limbah cair  kopi olah basah yang  dihasilkan  tersebut  belum dapat ditangani  sepenuhnya  sehingga  dikhawatirkan akan berdampak pada kesehatan petani kopi pada khususnya dan masyarakat pada umunya.

Alternatif   penanganan   limbah   cair   proses   pengolahan   kopi   yang   ramah lingkungan adalah dengan cara pengolahan limbah cair kopi olah basah menjadi pupuk organik cair.  Penerapan teknologi organik dalam pengolahan limbah cair kopi olah basah dapat  dilakukan  sebagai  substitusi  pengolahan  limbah  cair  kopi olah basah yang  menggunakan bahan  organik. 

Teknik Olah Limbah Cair Kopi 

1. Proses awal pengolahan limbah menjadi pupuk organik cair maka dibutuhkan proses pembuatan media tumbuh mikroba. Bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai sumber fermentor yang disebut dengan MOL diisolasi dari bahan-bahan :

  • Kulit kopi 1 kg.
  • Gula merah 1 kg.
  • Buah pepaya yang sangat matang 1 kg.
  • Daun bambu yang sudah berjamur satu ikat.
  • Dedak 0.25 kg.
  • Air cucian beras 15 liter.
  • Air kelapa tua 2 liter.

2. Selanjutnya bahan-bahan tersebut dihancurkan dan ditampung untuk menghasilkan larutan media tumbuh mikroba. Media diperam selama 14 hari apabila menghasilkan bau beraroma bagus maka media ini berhasil dan sebaliknya bila bau busuk berarti gagal dan dapat dibuat baru lagi.

3. Setelah mikroba berhasil dibiakkan maka media larutan ini digunakan untuk memfermentasi limbah cair olah kopi basah. Pada saat fermentasi media diaktifkan kembali dengan memberikan gula merah 100 gram per liter diencerkan 10 kali dan diaduk agar merata, didiamkan selama 1-2 jam. Setelah itu larutan media digunakan untuk memfermentasi limbah kopi. Volume untuk memfermentasi limbah adalah minimal 1 liter MOL untuk 1000 liter limbah. Selanjutnya setelah limbah diaduk agar mikroba merata maka tempat media ditutup rapat dengan terpal dan diperam selama 14 hari.

Pemanfaatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Kopi 

Menggunakan pupuk organik cair dari limbah cair kopi adalah dengan cara, Pupuk cair diencerkan terlebih sebanyak 10 kali (1 liter VOC : 10 liter air) kemudian mengelilingi tanaman dengan dosis 2,0 liter/pohon/musim. 

 Sumber : Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Kopi Arabika di Bali Tahun 2018 

Teknologi Pengolahan Nangka Muda Menjadi Abon

Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) merupakan tanaman buah yang dapat tumbuh dengan subur di daerah tropis seperti Indonesia. Diversifikasi pangan pada buah nangka perlu dilakukan untuk meningkatkan manfaat, daya guna dan sebagai penganekaragaman jenis makanan sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi. Nangka muda selama ini hanya sebatas sebagai sayur, terutama untuk sayur gudeg. Pengolahan buah nangka muda menjadi produk abon nangka merupakan salah satu bentuknya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali telah melakukan pengolahan buah nangka muda menjadi abon.  Dari segi teknologi, pembuatan abon relatif mudah, tidak memerlukan modal yang besar. Abon nangka memiliki umur simpan panjang. Dengan pengemasan yang baik menggunakan kemasan vakum/aluminium foil abon nangka memiliki masa simpan sampai 30 hari. Abon nangka dapat dikonsumsi sebagai pengganti atau pendamping lauk. Proses pengolahan nangka menjadi abon adalah sebagai berikut: 

 

Bahan dan Alat

  1. 1 kg nangka muda
  2. 6 siung bawang putih
  3. 4 siung bawang merah
  4. 2 ruas lengkuas (parut)
  5. 1 sdm gula pasir
  6. Garam : secukupnya
  7. 2 lembar daun salam
  8. 2 lembar daun jeruk
  9. 200 ml santan instan (2 bks santan kara kecil, larutkan dalam 1 gelas air/200 ml)
  10. 500 ml minyak goreng
  11. 2 sendok makan ketumbar

 

Proses Pengolahan :

  1. Kukus nangka muda sampai empuk
  2. Kemudian daging nangka dihaluskan (disuwir-suwir)
  3. Haluskan bawang merah, bawang putih, dan ketumbar
  4. Tumis lengkuas bersama daun jeruk, daun salam, lalu masukkan nangka muda dan santan, aduk rata. Masak hungga santan benar-benar terserap kedalam nagka. Matikan api
  5. Siapkan wajan untuk menggoreng. Selanjutnya goreng nangka dalam minyak panas sambil sekali-kali diaduk supaya tidak gosong. Setelah berubah warna menjadi kecoklatan, angkat
  6. Tiriskan minyak dengan kain bersih dan peras minyak hingga kering
Bahan-bahan pembuatan abon nangka

Sumber : Kegiatan Teknologi Pasca Panen BPTP Bali  

Perbanyakan Kopi Robusta Menggunakan Stek Batang Bawah BP 308

Penyiapan stek/ros batang bawah BP 308


Salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan produktivitas kopi ditentukan oleh serangan nematoda parasit (Pratylenchus coffeae). Klon kopi BP 308 merupakan klon kopi robusta yang direkomendasikan sebagai batang bawah, hal ini dapat terbukti tahan terhadap serangan nematoda. Disamping BP 308 mempunyai keunggulan tahan terhadap serangan hama nematode parasit,Struktur batang dan akar sangat kuat, tolenran terhadap kondisi tanah tidak subur, mempunyai produksi yang cukup baik sekitar 1,2 ton/ha dan toleran terhadap cekaman kekeringan. Disamping itu juga mempunyai kelemahan diantaranya cita rasa BP 308 kurang baik, mutu biji kurang baik (ukuran biji kecil dan didominasi bentuk yang tidak normal), sehingga disarankan untuk digunakan sebagaiu sumber benih batang bawah. Sumber klon BP 308 bisa didapatkan dari kebun induk kopi yang telah memounyai sertifikat. Sumber Entres Kopi  Robusta Tersertifikasi untuk Provinsi Bali berada di lokasi Kebun Induk Kopi (KIK) Robusta di Kecamatan Pupuan yang sudah ada sejak 10 Nopember 1975.

Bahan dan Alat

Perbanyakan benih kopi robusta menggunakan batang bawah BP 308 dapat dilakukan memilih stek/ros dengan ukuran panjang 5-7 cm. Bahan lain yang disiapkan berupa media tanam  cocofit, pupuk kandang dan tanah subur (1:1:1), polybag ukuran 14 x 23 cm, ZPT akar, Beka Decomposer Plus,  plastik sungkup . Sedangkan bahn yang digunakan untuk pembuatan rumah bibit  diantaranya paranet, bambu dan tali rapia. Peralatan yang digunakan cangkul, skop, alat angkut/arco, sabit, gergaji, golok, linggis, meteran, benang sepat, gunting pangkas dan pisau okulasi.

Rumah Bibit

Rumah bibit dapat dibuat dengan menggunakan atap paranet dengan penyinaran antara 40-60%, tiang bambu setinggi ± 200 cm dengan panjang dan lebar dapat disesuaikan dengan tempat/lokasi dan jumlah benih kopi yang akan dibutuhkan. Selanjutnya dibuat tempat polybag benih kopi dengan lebar 120 cm dengan panjang disesuaikan dengan tempat benih kopi.

Penyiapan Media Tanam

Siapkan media tanam untuk menumbuhkan akar dari batang yang disetek. Media tanam ini harus memiliki drainase yang baik dan bisa mencengkram batang dengan kokoh. Campuran yang biasa digunakan adalah tanah subur, kokopit dan kompos dengan perbandingan 2:1:1.

Peremdaman stek/ros dengan larutan ZPT akar


Pelaksanaan perbenihan kopi BP 308 dapat dilaksanakan melalui : (1) Penyediaan batang bawah melalui pemotongan stek/ros klon BP 308,. Bahan yang digunakan untuk stek hendaknya diambil tunas-tunas air (wiwilan) yang berasal dari kebun entres. Stek yang berasal dari wiwilan  kebun produksi biasanya kurang baik. Ruas yang baik adalah ruas no. 2 dan 3, makin tua umur bahan stek, makin kecil daya perakarannya. Stek terdiri dari 1 (satu) ruas dipotong runcing sepanjang 5- 7 cm dengan sepasang daun yang dikupir hingga + 4 cm. Bagian pangkal dipotong miring satu arah (2) Peremdaman stek entres dengan menggunakan larutan ZPT akar selama kurang lebih 15 menit, (3) Meniriskan stek entres yang telah direndam dengan larutan Growntone, (4) Penanaman stek kedalam polybag yang telah disiapkan, (5) Penyemprotan stek/ros dengan menggunakan larutan Beka Decomposer Plus dengan perbandingan air sebanyak 2 cc : 1 liter, dan (6) Penyungkupan tanaman stek entres dengan menggunakan plastik sungkup.Perbanyakan Benih Kopi BP 308

Penyungkupan  benih stek/ross setalah ditanam

 

Sumber : Laporan Tengah Tahun Perbenihan kopi Robusta  BPTP Bali Tahun 2019 

Subcategories

Subcategories