Pendampingan Kawasan Komoditas Padi

Perencanaan pembangunan pertanian periode RPJM 2015-2019 telah ditetapkan fokus pada lokasi pengembangan kawasan berbasis Korporasi Petani sebagai aktor baru dengan tujuan peningkatan kapasitas kelembagaan petani menuju kelembagaan ekonomi petani yang berbasis agribisnis. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap petani terhadap teknologi PTT padi sawah, meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani padi serta mengidentifikasi kelembagaan agribisnis petani di lokasi pengembangan kawasan padi sawah.

Lokasi kegiatan di Subak Pegatepan, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, demplot seluas 4 hektar dengan varietas Inpari  24, Inpari 30, Inpari 43 dan Ciherang. Tahapan kegiatan yaitu persiapan lahan dan petani, sosialisasi dan PRA, bimtek, pelaksanaan penerapan PTT cara tanam dengan mesin transplanter, dan Temu Lapang. Variabel yang diamati komponen pertumbuhan dan produksi. Mengukur pendapatan petani dilakukan melalui penelusuran data total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan dalam usahatani. Biaya produksi dan pendapatan dengan metode wawancara menggunakan kuisioner dengan petani koperator.

Hasil kegiatan diketahui Pendampingan Pengembangan Kawasan Komoditas Padi  dapat meningkatkan pengetahuan teknologi PTT padi sawah sebesar 19,28% dan sikap petani sebesar 11,62%. Komponen pertumbuhan Inpari 24, Inpari 30, Inpari 43, dan Ciherang berbeda-beda. Tinggi tanaman tertinggi pada varietas Inpari 24 (100,85 cm) dan komponen hasil yang paling tinggi Inpari 30, dengan hasil riil yang diperoleh petani yaitu (8,47), Inpari 43 (6,79), Ciherang (6,68) dan Inpari 24 (5,57) ton GKP/ha.

Peningkatan produktivitas rata-rata 0,92 ton/ha GKP atau meningkat 13,8%. Peningkatan pendapatan sebesar  Rp 5.576.666,- (26%), dibandingkan dengan varietas existing Ciherang. Kelembagaan agribisnis petani di lokasi pengembangan kawasan padi sawah didapatkan bahwa banyak kelembagaan yang ada diluar subak akan tetapi belum adanya support secara penuh kepada subak.