Sistem Tanam Jajar Legowo Jagung

Category: Info Teknologi Written by Putu Sweken Elizabeth, SP

Jagung bagi penduduk Indonesia merupakan komoditas pangan utama setelah padi yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian. Pengembangan komoditas ini berkontribusi dalam penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri. Jagung merupakan komoditas yang memiliki multi fungsi selain sebagai pangan (food) jagung juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak (feed), sebagai bahan bakar, dan sebagai bahan baku industry. Pengembangan tanaman jagung dalam skala yang lebih luas dengan produksi yang lebih tinggi berpotensi meningkatkan pendapatan petani dan pemenuhan pangan  masyarakat.

Seiring perkembangan teknologi di bidang pertanian, inovasi teknologi jagung sudah banyak dan berkembang, seperti inovasi di bidang Varietas Unggul Baru, inovasi di bidang budidaya maupun di bidang pasca panennya. Salah satu inovasi teknologi di bidang budidaya adalah pengaturan jarak tanam jagung. Teknologi sistem tanam jajar legowo adalah salah satu inovasinya. Jajar legowo adalah suatu cara tanam yg didesain untuk meningkatkan produktivitas tanaman melalui peningkatan populasi tanaman dan pemanfaatan efek tanaman pinggir; dimana penanaman dilakukan dengan merapatkan jarak tanaman dalam baris dan merenggangkan jarak tanaman antar legowo.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melakukan pengujian penanaman jajar legowo pada jagung. Berbeda dengan padi, penerapan sistem legowo pada tanaman jagung lebih diarahkan pada peningkatan penerimaan intensitas cahaya matahari untuk optimalisasi fotosintesis dan asimilasi serta memudahkan pemeliharaan tanaman, terutama penyiangan gulma baik secara manual maupun dengan herbisida, pemupukan, serta pemberian air.

Pemanfaatan sistem legowo ini juga dikaitkan dengan upaya peningkatan produksi melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat dan pengelolaan lahan menjadi lebih produktif. Anjuran populasi tanaman untuk jagung adalah berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha. Untuk itu, jarak tanam biasa yang diterapkan adalah 75 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau 70 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang). Pada wilayah yang mempunyai masalah tenaga kerja, dapat diterapkan jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang).

Jika penanaman dilakukan dengan cara tanam legowo, agar populasi tanaman tetap berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha, maka jarak tanam yang diterapkan adalah 25 cm x (50 cm – 100 cm) 1 tanaman/lubang atau 50 cm x (50 cm – 100 cm) 2 tanaman/lubang (populasi 66.000 tanaman/ha). Desain sistem tanam jajar legowo 2:1 jagung adalah sebagai berikut :

Hasil Demontrasi plot (Demplot) jagung BPTP Bali Tahun 2018 di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng diketahui varietas jagung BIMA 20 URI dengan sistem tanam jajar legowo dengan jarak tanam 50 x (50 x 100) cm dengan dua tanaman per lubang mampu berproduksi sebesar 8,78 ton/Ha. Sedangkan dengan sistem tegel 40 X 80 cm produksi jagung Bima 20 URI yang dihasilkan sebesar 8.2 ton/Ha. Untuk varietas Nasa 29 yang ditanam dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan dua tanaman per lubang produksi yang diperoleh petani adalah sebesar 7,9 ton/Ha dan dengan sistem tegel produksinya sebesar 7,5 ton/Ha. Produksi dua varietas jagung ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan varietas yang biasa ditanam petani dan dengan sistem tanam tegel di lokasi demplot yaitu rata-rata produksinya sebesar 5,24 ton/Ha.

Setelah dihitung dengan analisis usahatani, jagung Hibrida Bima 20 URI dengan sistem tanam jajar legowo tetap memberikan keuntungan tertinggi kepada petani. Hasil analisis menunjukkan penerimaan yang diperoleh dari usahatani jagung varietas Bima 20 URI dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 (50 x (50 x 100) cm dengan dua tanaman per lubang) sebesar Rp. 35.120.000,-. Setelah dikurangi biaya-biaya maka diketahui keuntungan yang diperoleh dalam satu kali periode tanam adalah sebesar Rp. 11.255.000 untuk lahan seluas satu hektar. Dari hasil pengujian tersebut maka direkomendasikan oleh BPTP Bali untuk di daerah yang memiliki kondisi geografis yang sama seperti di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng-Bali agar produksi yang diperoleh optimal sebaiknya dalam membudidayakan jagung menggunakan varietas Bima 20 URI dengan sistem tanam legowo 2:1 dengan jarak tanam 50 x (50 x 100) cm.

 

Sumber :