Dengan Tepung Indigofera Keuntungan Peternak Ayam Kampung Meningkat Hingga 37 Persen

Ternak ayam kampung bagi masyarakat perdesaan di Indonesia merupakan komoditi andalan strategis yang berpotensi dan berpeluang di masa depan, baik secara ekonomi maupun sosial. Pemeliharaan ayam lokal tidak tergantung pada musim seperti pada tanaman pangan, sehingga dapat dilaksanakan sepanjang tahun. Pada budidaya ternak ayam secara intensif, pakan merupakan biaya terbesar yang dapat mencapai 70% dari biaya produksi. Oleh karena itu harga bahan baku pakan akan sangat menentukan terhadap biaya produksi.

Pakan yang umum diberikan, tepung jagung. Konsentrat dan dedak padi yang sewaktu-waktu harganya sangat tinggi sehingga kadang-kadang tidak terbeli. Sementara bahan baku lokal kebanyakan merupakan hasil ikutan dari agro industri, umumnya berkualitas rendah serta kandungan protein dan daya cernanya rendah.

Tanaman Indigofera Zollingeriana merupakan tanaman legum yang memiliki kandungan protein tinggi 25-31%, TDN minimal 70% dengan tingkat kecernaan bahan kering 75-78%. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk pakan berbagai ternak, seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, kelinci dan unggas, sangat baik untuk meningkatkan produksi dan kualitas daging, telur dan susu, serta menghasilkan produk pangan hewani yang sehat karena rendah kolesterol dan kandungan vitamin lebih tinggi.

Tahun 2020 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali telah mengkaji introduksi tepung tanaman indigofera pada ransum ayam hasil persilangan ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) dengan ayam Sensi. Pengkajian dilakukan di kandang peternak yang merupakan petani plasma dari kegiatan Inti-plsma ayam KUB di Desa Jehem, Bangli. Jumlah ayam yang dipakai sample sebanyak 200 ekor. Adapun tujuan pengkajian ini adalah, untuk mendapatkan paket formula ransum ayam buras berbahan baku tanaman indigofera, menurunkan FCR sebesar 20% dan menurunkan biaya pakan sebesar 20%.

Dari hasil pengkajian diketahui pemberian pakan dengan ransum Konsentrat 21,5% + Jagung 36,5% + Dedak 31,5% + Tepung daun Indigofera 10% tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas daging maupun telur yang dihasilkan dan layak untuk dikembangkan karena dari perhitungan analisis usaha taninya memberikan keuntungan 37 % lebih tinggi dibandingkan tanpa penambahan tepung indigofera. Keuntungan ini diperoleh dari adanya penurunan biaya pakan (input) sebesar 17 % yang disubtitusi tepung indigofera.