Menginisiasi Padi di Lahan Kering Tabanan

Tabanan- Dalam pemanfaatannya sebagai lahan pertanian lahan kering masih bisa diusahakan. Akan tetapi air merupakan faktor pembatas yang utamanya.  biasanya petani lahan kering hanya mengharapkan dari curah hujan untuk melakukan usaha tani.

Dari identifikasi BPTP Bali diketahui sejak tahun 1990 penanaman padi di lahan kering Subak Abian Tegal sari, Dusun Titigalar, Baturiti, Tabanan lambat laun mulai sirna. Kini yang masih aktif hanya 1 KK dari 125 KK saja. Selama itu petani menyasar tanaman hortikultura/sayuran sebagai tanaman utama. Pengelolaan lahan dan tanaman selama ini sangat intensif dengan input luar sangat tinggi khususnya pestisida dan pupuk kimia. Namun peningkatan penggunaan input justru tidak diikuti oleh provitas yang memadai.

Menurut Dr. Delly Resiani (Peneliti BPTP Bali) Solusi yg ditawarkan BPTP Bali pada kegiatan ini adalah pergiliran tanaman padi dengan input luar rendah setelah sayuran. Lebih lanjut dijelaskan produktivitas padi meningkat di tahun 2017 menjadi sebesar 3,1 ton/ha dengan inovasi teknologi sementara teknik petani dengan hasil 0,5 sampai 1 ton/ha. "Upaya sosialisasi pada tingkat petani diupayakan untuk terus menanam padi minimal memenuhi kebutuhan akan beras rumah tangga. Komitmen petani kedepan, penanaman pertama bulan Pebruari dan kedua pada bulan Juli/Agustus setiap tahunnya" jelasnya.