Pendampingan dan Supervisi Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) Provinsi Bali

Kebutuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi setiap rakyat Indonesia. Pangan senantiasa harus tersedia secara cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan harga yang terjangkau daya beli masyarakat, serta tidak bertentangan dengan agam  keyakinan, dan budaya masyarakat.  

Bila ditinjau dari sumber asalnya, bahan pangan terdiri atas pangan nabati (asal tumbuhan) dan pangan hewani (asal ternak dan ikan). Bahan pangan hewani yang berasal dari ternak adalah daging, telur dan susu yang berfungsi sebagai sumber zat  gizi, utamanya protein dan lemak.   

Provinsi  Bali yang merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib untuk mendukung segala kebijakan maupun program yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat. Demikian pula untuk tahun 2017, Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting melalui UPSUS SIWAB.

Tujuan Yaitu Meningkatkan produksi induk sapi Bali (IB, PKB dan Kelahiran) dan  penyebaran informasi UPSUS SIWAB di Provinsi Bali,Meningkatkan produktifitas sapi dalam usaha pembibitan sapi bali dan Mengidentifikasi  daya dukung hijauan pakan ternak di lokasi pendampingan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB).

Metodologi menggunakan Minoxvit menggunakan  induk sapi yang sedang bunting 7  bulan sebanyak 15 ekor. Parameter yang diamati yaitu berat lahir anak, berat sapih, calving interval dan mortalitas.  MINOXVIT diberikan dengan dosis 10 gram/ekor/hari selama 4 bulan untuk induk yang sedang bunting (2 bulan sebelum dan 2 bulan setelah melahirkan).

Hasil dari usaha pemeliharaan sapi betina dengan skala 2 ekor sudah mampu mendapat keuntungan bersih sebesar Rp 17.240.000 dengan nilai B/C ratio 1,04. Ini berarti setiap pengeluaran biaya usahatani sebesar Rp 1000,akan memberikan keuntungan sebesar Rp 1040. Dari hasil analisis B/C >1 maka kegiatan beternak sapi dengan pemeliharaan 2 ekor menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan. Pengkajian menggunakan Minoxvit pada  induk sapi bunting dengan pemberian pakan tambahan 2 bulan sebelum melahirkan sampai 2 bulan setelah melahirkan yang diberi rumput dan leguminosa (P1) berat lahirnya 18,17 kg  pemberian rumput dan leguminosa  + ditambah  minoxvit 3 gram/30 kg  = 17,67  dan  pemberian rumput dan leguminosa  + ditambah  polard 1 kg /ekor/hari + minoxvit 3 gram/30 kg berat lahirnya  19,67 kg.