Dukungan Inovasi Teknologi Pertanian Untuk Peningkatan IP Padi Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Dan Lahan Kering

Ketahanan pangan merupakan isu multi-dimensi dan sangat kompleks. Karena itu, pemerintah sangat berkepentingan terhadap masalah pangan, apalagi rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk pangan masih diatas 60 persen (Ilham et al., 2006).

Di Indonesia, pada pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Kedua (KIB 2), ketahanan pangan menjadi salah satu dari 11 prioritas pembangunan nasional, seperti tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 (Bappenas, 2010).

Peningkatan kemandirian masyarakat khususnya pemberdayaan petani terhadap kedaulatan pangan dilakukan melalui : Pertama, pemberdayaan dalam pengembangan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. pengembangan teknologi ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan para peneliti.

Lahan sawah tadah hujan dan lahan kering merupakan salah satu sumber daya lahan yang mempunyai potensi besar untuk pembangunan pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun perkebunan. Lahan sawah tadah hujan merupakan lumbung padi kedua setelah lahan sawah irigasi (Balitbangtan, 2008).

Teknologi Balitbangtan yakni optimalisasi lahan sawah tadah hujan dan lahan kering menjadi lahan produktif melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) budidaya tanaman pangan merupakan satu strategi untuk mengatasi kondisi tersebut. Salah satunya adalah dengan peningkatan indeks pertanaman padi.

Berdasarkan hal tersebut di atas dilakukan kegiatan Dukungan Inovasi Pertanian Untuk Peningkatan Indeks Pertanaman Padi Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Dan Lahan Kering yang bertujuan untuk mendiseminasikan Komponen Teknologi PTT Peningkatan IP padi di lahan sawah tadah hujan dan lahan kering guna tercapainya peningkatan indeks pertanaman padi dan pada akhirnya terjadi peningkatan pendapatan petani padi lahan sawah tadah hujan dan lahan kering.

 

Keterangan lebih lanjut hubungi >>>>