Kelapa Genjah Solusi Alih Fungsi Lahan Perkebunan

Lambat laun alih fungsi akan berdampak buruk terhadap keberadaan pohon kelapa. Sudah banyak tanaman kelapa yang di tebang tanpa ada usaha penanaman kembali karena lahanya dipakai pemukiman padahal untuk tanaman kelapa terutama jenis kelapa dalam untuk dapat berproduksi memerlukan waktu bertahun-tahun.

Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna, batang, buah, daun, sampai bunga kelapa bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan masyarakat di Bali. Kelapa dimanfaatkan untuk pangan, sandang maupun sebagai sarana menjalankan adat istiadat bagi umat hindu.

Berdasarkan data BPS Bali tahun 2010 produksi kelapa di Bali mengalami penurunan dari 71.386 ton pada tahun 2010 menjadi 69.108 pada  tahun 2013. Karangasem sebagai Kabupaten dengan luas penanaman kelapa terbesar yaitu 17.920 hektar, diikuti oleh kabupaten Jembrana dan Kabupaten Buleleng.

Dilihat dari fisiologinya tanaman kelapa mampu tumbuh pada ketinggian 0-400 m dpl, dan mampu bertahan hidup pada curah hujan yang minim oleh karena itu sebagian besar kelapa di Bali terdapat di daerah pesisir.

Ke depan tanaman kelapa di Bali mempunyai ancaman yang cukup besar bukan ancaman dari dalam seperti hama penyakit, kesuburan tanah dan lainnya melainkan ancaman dari luar yaitu alih fungsi lahan dari lahan pertanian/perkebunan menjadi pemukiman.

Solusi untuk permasalahan kelapa di Bali adalah dengan mengembangkan kelapa genjah karena kelapa genjah merupakan jenis kelapa yang memiliki banyak keunggulan dan sangat cocok untuk daerah yang padat pemukiman penduduk.

Keungulan lainya adalah dapat berproduksi lebih cepat  yaitu 3-4 tahun sejak ditanam, mudah dipanen karena mempunyai batang yang lebih pendek. bisa dikomersialkan, bisa ditanam di kebun, pingir jalan atau di dalam pekarangan sekaligus sebagai hiasan, bibit mudah didapat. beberapa dari jenis kelapa genjah yang sudah ada di bali yaitu, kelapa gading, kelapa puyuh, kelapa bulan, dan kelapa salak.