Kegiatan Inti Ayam Kampung Unggul

Unggas lokal (ayam kampung dan itik) yang didukung dengan ketersediaan sumberdaya unggas lokal dan pakan lokal dapat menjadi alternatif yang cukup menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan kalangan tertentu secara nasional. Tersediaanya inovasi teknologi bahwa usaha peternakan ayam kampung sangat menguntungkan dan dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan keluarga. Kebutuhan akan daging dan telur unggas di Bali sangat tinggi diantaranya untuk konsumsi, bahan pangan olahan dan sarana upacara.Namun selama ini memperoleh bibit ayam kampung yang seumuran dalam jumlah banyak sangatlah sulit, maka diperlukan upaya penyediaan bibit ayam kampung yang unggul

Tujuan kegiatan adalah 1). Tersedianya indukan jantan dan betina sebagai parent stock untuk menghasilkan bibit ayam unggul.  2). Tersedianya bibit ayam unggul untuk dikembangkan dan dijadikan ayam siap potong/pedaging.

Metode yang digunakan adalah menyediakan broder untuk anakan yang baru datang (Calon Induk), menyiapkan kandang indukan dengan peralatan seperti pemanas, penerangan, tempat air minum, tempat pakan dan bearada di tempat yang nyaman. Kandang pembesaran dan Menyiapkan kandang indukan yang dilengkapi dengan peralatan lampu penerangan, tempat pakan dan minum. Per kandang indukan berisi 20-25 ekor induk dengan 4 – 5 pejantan. Tempat telur, alat penero[ong telur, Mesin tetas serta alat pengering anakan. Calon Induk adalahAyam KUB dan Pejantan Sensi 1 Agrinak yang berasal dari Balitnak Bogor.

Hasil kegiatan tahun 2018 adalah kalau dilihat dari data yang ada bobot awal ayam KUB rata-rata 28,44 gr/ekor sedangkan ayam Agrinak Sensi 1 mencapai 31 gram/ekor. Perbedaan bobot disebabkan karena Sensi 1 Agrinak merupakan Male Line (ayam yang diseleksi sebagai pejantan), sedangkan KUB nantinya akan digunakan sebagai (Female Line), sebagai induk betina.  Mortalitas merupakan jumlah kematian ayam yang dialami selama masa pertumbuhan. Sampai dengan umur ayam mencapai 30 hari  tingkat kematian mencapai 38 ekor atau 6,33% dari seluruh jumlah ayam yaitu 600 ekor. Dari umur 0 sampai dengan 3 hari jumlah kematian mencapai 10 ekor atau 1,67%. Kematian ayam (mortalitas) yang dipelihara di Plasma  secara keseluruhan mencapai 3,75%.