Pendampingan Pengembangan Kawasan Komoditas Babi Di Provinsi Bali

Pendampingan kawasan merupakan program pemerintah pusat dalam  mendukung program pemerintah daerah (SK Mentan No.43/Kpts/PD.410/1/2015). BPTP merupakan perpanjangan pemerintah pusat yang ada di daerah maka tugasnya adalah mendampingi dan memberikan teknologi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Pendampingan ternak babi yang bisa  dilakukan  adalah sebagai berikut: Aspek budidaya babi (Pakan, bibit, kandang, penyakit dan pemasaran) dan  pengolahan kompos. Hasil Kegiatan pendampingan pada tahun 2015, 2016 dan 2017 di Kabupaten Gianyar mendapatkan pertumbuhan babi-babi penggemukkan  sampai 180 hari berturut-turuet mampu tumbuh rata-rata 0,67, 0,68 dan 0,78 Kg/ekor/hari bila ditambahkan bio B sebanyak 2cc/liter air minum, peningkatan bobot badan ini nyata lebih tinggi (P<0,05) bila dibandingkan babi-babi non pendampingan yang tidak menambahkan bio B pada air minum. Untuk tahun 2018 tujuan dari kegiatan pendampingan adalah mendiseminasikan paket teknologi pakan/imbuhan pakan untuk meningkatkan produktivitas pada ternak babi, mendiseminasikan paket teknologi pengolahan limbah babi untuk pupuk serta untuk meningkatkan pendapatan petani ternak dalam usahatani babi.

Lokasi kegiatan pendampingan untuk Provinsi Bali tahun 2018 ada di kabupaten Gianyar yaitu di Desa Puhu pada kelompok Titi Amerta Santi, Kecamatan Payangan. Sedangkan jenis teknologi disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dimasing-masing lokasi pendampingan. Adapun paket teknologi yang telah siap disebarkan :  Pada Babi Pembibitan :   Pemberian tanaman bangun-bangun + Bio B sebanyak 2cc/1 liter air minum pada induk babi bunting >80 hari,  Introduksi Vaksin ETEC pada induk bunting 70-75 hari dibuster pada umur kebuntingan 100-105 hari sebanyak 2 ml/dosis.  Pada Babi Penggemukkan : paket teknologi yang disebarkan adalah  penambahan probiotik bio B pada air minum. Dan Paket teknologi pengolahan limbah ternak babi dengan Super Inokulan dari BPTP Bali.

Hasil yang diperoleh adalah Jumlah ternak dalam adopsi paket teknologi yang didiseminasikan untuk babi pembibitan meningkat sebesar 40% untuk paket Penggunaan Bio B dan 50% pada pemanfaatan daun bangun-bangun. Sedangkan untuk pemanfaatan Vaksin ETEC terjadi penurunan 30%. Dari paket teknologi yang didesiminasikan pada babi penggemukkan mampu meningkatkan bobot badan >30%, demikian juga pada babi pembibitan dengan paket teknologi yang didiseminasikan mampu meningkatkan bobot sapih >30%, ini berarti paket teknologi yang didesiminasikan tersebut nyata lebih baik bila dibandingkan dengan cara petani. Teknologi pengomposan pada kotoran babi yang didesiminasikan sangat evektif, mengurangi pencemaran terutama air dan udara. Penerimaan Petani dari penjualan ternak untuk penggemukkan meningka sebesar 16% bila dibandingkan tahun non pendampingan, dan untuk pembibitan harga bibit meningkat sebesar 25%.