WFH Bukan Halangan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian

Harapan Presiden Jokowi, agar pertanian terus berjalan dan berproduksi ditengah Covid-19, membuktikan bahwa pertanian satu-satunya penyangga perekonomian Indonesia ketika sektor yang lain melemah terdampak wabah Covid. Presiden Jokowi ingin petani terus tetap beraktivitas agar pangan untuk 267 juta penduduk Indonesia tetap tersedia.

Kepala Badan Litbang Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si, Pertanian dalam arahannya melalui media YouTube tanggal 18 Maret 2020, menyampaikan bahwa di tengah wabah Covid-19 ini pertanian memang tidak bisa libur karena menyangkut pangan 267 juta orang penduduk Indonesia. Semua jajaran Kementan termasuk Badan Litbang Pertanian punya tanggung jawab bagi tersedianya 11 bahan pokok utama untuk masyarakat Indonesia "Apalagi kita akan menyongsong bulan puasa dan lebaran, tugas penelitian di wilayah-wilayah harus tetap bisa jalan walaupun dengan keterbatasan, tentunya dengan tetap memegang prinsip kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap Covid-19" ujarnya.

Menyikapi kebijakan Work From Home (WFH) dan Sosial Distancing yang diterapkan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Covid 19, petani di Bali tidak tinggal diam dan berpangku tangan saja. Mereka tetap beraktivitas di lahan maupun di rumah. Hanya saja kalau dulu bebas kemana-mana kini hanya sekitar rumah dan lahan pertanian saja.

Contohnya petani di Desa Antapan, Tabanan-Bali yang merupakan binaan BPTP Bali melalui program Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Inovasi. Mereka tetap berkreativitas mengolah bahan lokal yang berpotensi di lingkungan mereka. Berkat bimbingan dari BPTP Bali mereka membuat Mikroorganisme Lokal (MOL). MOL merupakan produk organik yang diolah dari bahan-bahan lokal.

Menurut I Wayan Suraga, ketua kelompok ternak Bukit Indah, Desa Antapan, Tabanan, MOL yang mereka buat memanfaatkan daun Indigofera dan Gamal sebagai bahan dasarnya. "Kami memakai campuran daun indigofera, daun gamal, gula merah, air cucian beras dan air kelapa untuk membuat MOL". jelasnya. Selain itu, menurutnya MOL yang sudah jadi digunakan untuk mengolah limbah ternak sapi sebagai fermentator.

I Nyoman Adijaya, SP. M.P (Peneliti BPTP Bali) ditemui saat melakukan bimbingan teknis pembuatan MOL kepada petani, Minggu 5 April 2020, mengatakan bahwa selain Indigofera dan Gamal petani juga bisa menggunakan bahan-bahan organik lainnya untuk membuat MOL seperti rebung bambu, limbah sayur, dan lainnya.

Adijaya juga menjelaskan bahwa diseminasi inovasi teknologi pertanian tetap berjalan di tengah-tengah pandemi Covid-19. "Kami bisa melakukan bimbingan teknis (bimtek) ke petani melalui media online maupun secara langsung dengan tetap menerapkan dan memperhatikan protokol kesehatan mencegahan penyebaran virus Covid-19" jelasnya.