Mentan Kunjungi Bali : Saya anak Petani, Bisa Jadi Menteri

Program swasembada pangan, gaungnya makin santer didengungkan. Salah satu upaya dalam percepatan swasembada pangan, diantaranya melalui perbaikan irigasi.   Menurut Mentan, dengan pengairan yang baik, maka akan mampu menggenjot produktivitas lahan. Dengan dukungan berbagai pihak, Mentan yakin Indonesia akan swasembada pangan tiga komoditas yaitu padi, jagung, dan kedelai pada tahun 2017. Bahkan Mentan yakin, swasembada padi dapat tercapai lebih cepat pada tahun 2016.  Hal tersebut terungkap, saat kunjungan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bersama rombongan di Subak Cangi Let, Desa Mengwi, Jumat (6/2/2015).

Kunjungan Mentan kali ini, ingin melihat langsung di lapangan masalah yang dihadapi petani.  Andi menyampaikan, tidak ada pertanian, negara akan goyah. Ketahanan pangan sangat penting bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Banyak anak muda yang tidak tertarik dengan pertanian. Padahal pertanian adalah salah satu tumpuan hidup bagi semua masyarakat. Dia juga mencotohnya sudah banyak anak petani yang sukses. Anak petani yang sukses bisnisnya bahkan petani sendiri juga mampu menghidupi keluarganya dengan layak.

"Saya anak petani, bisa jadi menteri. Anak petani juga ada yang jadi gubernur, jadi bupati, dan menjadi sukses karena menekuni pertanian," tambahnya.

Bupati Kabupaten Badung, A. A. Gde Agung saat menerima kunjungan mengatakan, luas lahan pertanian di Subak Cemagi Let 330 hektar lebih, rata-rata produksi per hektar 6,5 ton gabah kering panen. Untuk periode 2009-2013 produksi per kektar mencapai 6,5 ton gabah kering giling dan surplus beras di Badung 6.360 ton per tahun. "Memang tidak besar, namun bagi Badung yang tantangannya berat berkenaan dengan alih fungsi lahan sangat berarti bagi kami," jelasnya.

Menteri Pertanian menargetkan produksi padi di Bali naik sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya, saat ini produksi padi se-Bali sekitar 500 ribu ton, padahal kebutuhan beras di Bali hanya 400 ribu ton. Tidak hanya di Bali saja yang ditarget produksi padi naik 20 persen, tapi ada juga daerah-daerah lainya. “Dari kunjungan yang telah kami lakukan, masalah di lapangan adalah irigasi, pupuk sering terlambat, benih, alat mesin pertanian, dan kekurangan penyuluh.

Peran BPTP Bali sebagai salah satu unit kerja Kementerian Pertanian adalah melalui berbagai macam program pendampingan kawasan. Dalam pendampingan tersebut dilaksanakan diseminasi teknologi. Diantaranya adalah penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB), Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1, Kalender Tanam, Pemupukan Hara Spesifik Lokasi, Alat Tanam Benih Langsun, Pengairan Berselang (intermitten) dan masih banyak teknologi inovasi lainnya.

Kunjungan Mentan diakhiri dengan dialog dengan petani dan mengunjungi saluran irigasi Subak Cemagi Let. Acara tersebut juga dihadiri Gubernur Bali diwakili Kadis Pertanian Provinsi, Danrem 163 Wirasatya, Wabup Buleleng, Wabup. Jembrana serta perwakilan Bupati/Walikota se-Bali dan Muspida Badung serta BPTP Bali . Pada kesempatan tersebut Mentan juga menyerahkan, benih jagung dan kedelai kepada tiga pekaseh di Cemagi. (widianta)


Menteri Pertanian RI di Bali