Denpasar - Kementerian Pertanian melalui Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup, Hari Kamis, 3 Mei 2018, berlokasi di Grand Mega Hotel, Kuta, Badung, menyelenggarakan acara Workshop dan Fokus Group Discussion (FGD) Peningkatan Kapasitas Pertanian dengan tema "Pembangunan Pertanian Berwawasan Lingkungan dan Penerapan Pertanian Terintegrasi".
Provinsi Bali dipilih sebagai lokasi workshop ini karena sejak tahun 2009 telah menerapkan Sistem pertanian terintegrasi (Simantri). Seperti diketahui, Simantri di Bali dalam konsepnya sudah mencerminkan sebuah sistem pertanian yang berwawasan lingkungan.
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup Ir. Mukti Sardjono, M.Sc dalam sambutannya mengatakan pertanian berwawasan lingkungan adalah sistem pertanian yang berbasis ekologi dan sosial-ekonomi untuk menjamin produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan bagi kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup petani. “Pada akhirnya harapan kita, semoga konsep pertanian berwawasan lingkungan dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia dan pemenuhan pangan tetap terpenuhi secara berkesinambungan” jelasnya menutup sambutan.
Menurut Kepala BPTP Balitbangtan Bali, Dr. I Made Rai Yasa, Simantri awalnya merupakan Program Rintisan Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) oleh Badan Litbang Pertanian yang pelaksanaannya di Bali melalui BPTP Bali. Kemudian mulai tahun 2009 diadopsi oleh Pemerintah Provinsi Bali. Saat ini dilaporkan Simantri sudah ada di 752 Gapoktan/Poktan di Bali.
Lebih lanjut Dr. I Made Rai Yasa mengatakan bahwa penerapan sistem pertanian terintegrasi merupakan langkah yang tepat untuk mendukung program pertanian berwawasan lingkungan. "Untuk di Bali, sangat tepat untuk mendukung Program Bali Clean and Green, serta untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Ujarnya.