Tehnik Sederhana Memproduksi Trichoderma

Pasar global menuntut produksi pertanian agar berkualitas tinggi. Untuk menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi dan mampu bersaing harga dengan produk luar  tentunya diperlukan suatu inovasi teknologi efektif dan efisien sehingga dengan biaya produksi yang rendah, kualitas produk tidak berkurang melainkan meningkat. hal ini merupakan tantangan bagi pertanian di Indonesia dimasa mendatang.

Saat ini sebagian besar petani masih bergantung pada pestisida dan pupuk kimia. Meningkatnya harga-harga pestisida dan pupuk kimia sangat menyulitkan petani dalam berproduksi. Karena biaya produksi menjadi tinggi dan harga pokok produksi menjadi tinggi sedangkan kualitas produksi masih rendah.

Masalah lain penggunaan pupuk dan pestisida kimia adalah apabila penggunaan dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan kerusakan pada tekstur, struktur, kimia dan biologis tanah, pencemaran lingkungan, dan resistensi hama.

Secara teknis penggunaan bahan kimia tersebut sebenarnya dapat diminimalisir dengan menggunakan agen hayati, salah satunya dengan menggunakan cendawan trichoderma. Agen ini dapat berperan sebagai cendawan antagonis bagi patogen dan menjadi antibiosis untuk tanaman.

Mekanisme trichoderma sebagai antagonis adalah dimana cendawan trichoderma mampu berkembang lebih cepat sehingga mampu menguasai tempat tumbuh akibatnya cendawan patogen tidak mampu tumbuh dan berkembang dengan baik karena kalah bersaing makanan dan tempat tumbuh.

Sebagai antibiosis cendawan trichoderma mampu merusak dinding cel cendawan patogen yang mengakibatkan kematian pada cendawan patogen. Selain itu tricoderma termasuk mikroorganisme saprofit tanah.

Trichoderma dapat menguraikan bahan organik, seperti karbohidrat, terutama seluosa, mekanisme perombakan selulosa oleh tricoderma dengan bantuan enzim pengurai C1, cx, dan selubiase sehinga tricoderma sangat efektif untuk pembuatan kompos. Cara memperoleh cendawan trichoderma bisa di beli langsung di toko pertanian yang menyediakan trichoderma atau menginokulasi sendiri trichoderma dari alam.

 

Eksplorasi Trichoderma

Mengeksplorasi trichoderma berarti mengambil cendawan tricoderma dari habitat aslinya yaitu tanah kedalam medium baru sudah disiapkan.

Langkah awalnya adalah siapkan bumbung bamboo yang sudah dibersihkan bagian dalamnya. Belahan bambu dibuat lobang sebesar jari kelingking di kedua ruas kiri dan kanan Kemudian isi satu bagian/belahan  bambu dengan nasi yang sudah dibiarkan semalam.

Satukan belahan bambu tersebut dan ikat dengan tali plastic sampai rapat Kubur di hutan atau di bawah pokon bambu atau di tanah yang subur/humus sedalam 10-20 cm, tutup kembali dengan tanah dan bertanda untuk memudahkan pengambilan. Biarkan selama 5-7 hari, kemudian ambil dan jika terdapat jamur seperti kapas maka kita sudah mendapatkan Trichoderma.

 

Perbanyakan Trichoderma

Perbanyakan tricoderma bertujuan untuk menyediakan trichoderma dalam jumlah yang banyak untuk aplikasi dilapangan. Perbanyakan menggunakan media yang berasal dari beras/jagung dimasak menjadi 1/3 masak kemudian dinginkan pada nampan yang telah disediakan.

Masukan beras/jagung yang sudah yang telah didinginkan dimasukan kedalam plastik bening. Setiap plastik diisi sepuluh sendok makan media media yang telah selesai di masukkan ke dalam plastik dilakukan proses pengukusan kembali selama sepuluh menit.

Selanjutnya dinginkan lagi pada wadah nampan hingga benar-benar dingin. Sendok yang akan digunakan harus disterilkan dengan menggunakan alcohol, begitu juga dengan tangan kita. Gunakan sendok yang telah disterilkan tersebut untuk mengambil bahan induk jamur trichoderma.

Setiap 1 kantong plastik yang berisi media yang telah dikukuskan diisi dengan bahan induk jamur trichoderma sebanyak 1/3 sendok makan. Kocokkan agar jamur trichoderma merata tercampur dengan media setelah itu simpan di dalam ruangan steril dan tertutup. setelah dua hari diaduk kembali dan setelah ± 4 hari trichoderma siap untuk digunakan. Tanda proses perbanyakan trichoderma dikatakan sudah berhasil apabila media beras/jagung akan berubah warna menjadi warna hijau yang merata.