Kedaulatan Desa Mandiri Benih Bali 

Justifikasi

Benih merupakan awal dari budi daya tanaman dan menjadi salah satu unsur teknologi yang memberikan kontribusi cukup penting dalam peningkatan produktivitas tanaman (Digna et al., 2013).  Untuk percepatan peningkatan produksi, tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan penggunaan benih bermutu dari varietas unggul baru (VUB).  Benih bermutu terkait dengan kemurnian genetik varietas dan daya tumbuh yang tinggi. Kontribusi peningkatan produktivitas yang lebih besar ada pada peningkatan potensi hasil varietas unggul baru.  Dengan kata lain pergantian varietas yang lebih unggul dengan benih bermutu dari varietas sebelumnya memberi sumbangan sangat besar dalam peningkatan produktivitas.

Benih bermutu baik fisik maupun sistem, berperan penting dalam meningkatkan produksi tanaman.  Pemeliharaan mutu sistem varietas unggul untuk setiap kelas benih dilakukan sejak sebelum tanam (sumber benih dan lahan yang akan digunakan), dan selama prosesin.  Prinsip produksi benih menggunakan perinsip pengelolaan tanaman terpadu dengan azas: integrasi, interaksi, dinamis dan partisipatif (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2016).   Luas lahan sawah irigasi yang dapat ditanami padi di provinsi Bali seluas 80.542 ha yang terbagi dalam 9 kabupaten/kota yang meliputi 6.798 ha (Jemberana), 21.962 ha (tabanan), 9.984 ha (Badung), 14.575 ha ( Gianyar), 3.843 ha (klungkung), 2.916 ha ( Bangli), 7.166 ha (Karangasem), 10.789 ha ( Buleleng) dan 2.509 ha ( Kodya Denpasar) . Apabila kebutuhan benih per hektar 25-30 kg maka akan dibutuhkan benih sebanyak 2.013.550 – 2.416.260 kg benih (Arsana, 2015).  Ini merupakan peluang pasar yang baik untuk perbenihan padi di Bali.

Info Selengkapnya hubungi >>>