Diseminasi Jajar Legowo 2:1 Karangasem Tingkatkan Produktivitas 16%

Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian telah menghasilkan banyak teknologi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan pokok, padi.

Seperti, penciptaan dan peluncuran varietas unggul baru spesifik lokasi, pemupukan berimbang menggunakan PHSL (Pemupukan Hara Spesifik lokasi) dan PUTS, Atabela (alat Tanam Benih Langsung) yang berkaitan langsung dengan produksi.

Namun teknologi tersebut sering lambat bahkan tidak sampai pada sasaran yaitu petani. Kenyataan ini menuntut peran berbagai pihak terutama penyuluh untuk menyampaikan teknologi tersebut kepada petani.

Kabupaten Karangasem merupakan salah satu wilayah di Provinsi Bali penghasil padi dengan luas panen 11.857 hektar dengan rata-rata produksi sekitar 5,8 ton/ha.

Kegiatan Diseminasi Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1 di Subak Gantalan II Desa Bebandem Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem merupakan kegiatan pendampingan yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun anggaran, yaitu di Tahun 2014. Program ini adalah salah upaya mendukung yang dicanangkan oleh pemerintah daerah setempat yaitu program ketahanan pangan melalui peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian.

Kegiatan diseminasi jajar legowo 2:1 di Kabupaten Karangasem pada tahun 2014 dilaksanakan melalui demonstrasi plot (demplot) di lahan petani seluas 5 (lima) hektar selama 2 (dua) kali musim tanam (MT).

Varietas yang ditanam di MT I adalah Inpari 20, Inpari 24 dan Cigeulis (varietas yang diinginkan petani) sedangkan di MT II dan berdasarkan pengamatan bersama petani dari aspek penampilan varietas di MT I maka petani memilih varietas Inpari 19 dan Inpari 24 yang akan ditanam.

Ini menunjukkan bahwa inovasi dengan menggunakan varietas baru (VUB) dapat diterima oleh petani. Hasil panen dari demplot pada MT I dan MT II dihasilkan oleh cara tanam legowo 2 : 1 pada varietas Inpari 24 sebanyak 7.29 ton/ha, diikuti pada varietas Inpari 20 sebanyak 7.20 dan Cigeulis sebanyak 6.65 ton/ha serta Inpari 20 sebanyak 5.04 ton/ha.

Persentase peningkatan tertinggi dari system tanam yang dilaksanakan petani dibandingkan system tanam jajar legowo 2:1 , paling tinggi meningkat dengan varietas Inpari 19 yaitu sebanyak 16 %, diikuti varietas Inpari 24 sebanyak 15 %. Untuk varietas Cigeulis 9.74 % dan terendah Varietas Inpari 20 sebanyak 5.00 %.

Penimbangan Hasil Panen