Petani Manfaatkan Limbah Cair Pengolahan Untuk Pupuk

Kopi dikenal sebagai salah satu komoditas pertanian penyumbang devisa bagi perekonomian di Indonesia. Di Provinsi Bali, khususnya petani di Desa Wanagiri, Sukasada, Buleleng-Bali kopi sebagai komoditas andalan meraka. Jenis kopi yang dibudidayakan adalah kopi Arabika. Yang konon katanya sudah mampu menembus pasar eropa.

Kopi arabika petani di Desa Wanagiri terkenal sebagai kopi organik. Hal ini yang menjadi keunggulan dari kopi-kopi lainnya di Bali. Bahkan keorganikannya sudah diakui secara internasional. Terbukti dengan telah diperolehnya setifikat organik dari Rainn Fores dan Cu (Control Union). Namun untuk mempertahankan sertifikat pengakuan organik yang diperoleh, petani masih mengalami beberapa kendala, terutama dalam hal memperoleh pupuk organic untuk tanaman mereka.

Tahun 2018 BPTP Bali Sebagai Institusi pemerintah di bawah Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas dan fungsi menguji dan merakit Inovasi teknologi pertanian sfesifik lokasi di Bali, memilih komoditas kopi arabika di Desa wanagiri sebagai salah satu lokasi pengkajian inovasi teknologi pertanian. Sesuai dengan permasalahan yang dialami petani Ir. I Ketut Kariada, M.Sc (Peneliti BPTP Bali) mengkaji pemanfaatan limbah cair dari pengolahan basah kopi arabika sebagai pupuk organic kopi. Selain itu juga dikaji pemanfaatan limbah cair dan limbah padat ternak sapi sebagai pupuk organik untuk tanaman kopi.

Selama satu tahun kajian telah dilaksanakan, tiba saatnya hasil kajian yang diperoleh dipaparkan kepada petani agar dapat dimanfaatkan ke depannya. Untuk memaparkan hasil kajian, pada Rabu, 9 Januari 2018, BPTP Bali melaksanakan kegiatan temu lapang yang berlokasi di Kelompok Giritani Sukasada Buleleng. Temu lapang dihadiri oleh, petani, Kepala Balai beserta tim pengkaji BPTP Bali, perwakilan Universitas Mahasaraswati Denpasar, serta petugas dari UML Sukasada.

Peneliti BPTP Bali Ir. Ketut Kariada menyampaikan bahwa dari beberapa perlakuan yang di lakukan inovasi pemberian pupuk dari limbah cair kopi yang sudah di Fermentasi memberikan penampakan paling subur dan berbuah lebat dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

I Gede Winarta sebagai petani juga mengakui bahwa kopinya yang diberikan pupuk dari limbah kopi tersebut buahnya mirip varitas Segara rutang yang berbuah bertahap antara buah tua, muda, serta berbunga. Menurutnya walaupun kelompoknya tidak menjadi pokus binaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali (BPTP), tetapi dia tetap mencoba Inovasi yang di lakukan di kelompok sebelahnya, dan berharap kelompoknya juga mendapat binaan dari BPTP Bali.

Sementara itu Kepala BPTP Bali Dr. I Made Rai Yasa dalam acara temu lapang menyampaikan harapannya agar kajian yang telah dilakukan BPTP Bali dapat memberi manfaat lebih kepada petani di kelompok maupun sekitarnya (Adw/Swk).