Info Teknologi

Pendugaan Produktivitas Padi dengan Ubinan

Produksi padi di tentukan oleh dua aspek, yaitu varietas padi yang ditanam dan tehnik budidaya yang meliputi jarak tanam, pengairan, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit dan yang lainya. Jarak tanam berpengaruh terhadap penyerapan radiasi matahari untuk fhoto sintesis, efektifitas penyerapan unsure hara, kebutuhan air dan populasi gulma. Petani akan selalu memilih jarak tanam yang terbaik berdasarkan kondisi wilayah penanaman. Ada dua jarak tanam padi yang sering dipakai petani yaitu  1) Tegel dengan jarak 25 cm x  25 cm, bisa lebih  rapat atau lebih longgar lagi dan 2). Jajar legowo (jarwo) 4:1 atau jarwo 2:1.

Untuk menduga produksi padi persatuan luas diperlukan teknik ubinan. Ubinan adalah luasan yang mewakili suatu hamparan pertanaman. Ubinan biasanya berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar dengan ukuran menyesuaikan dengan jarak tanam yang digunakan misalnya apabila pertanaman padi dalam satu hamparan menggunakan jarak tanam sistem tegel 25 cm x 25 cm maka ukuran ubinan yang dibuat adalah 2, 5 m x 2,5 m. Syarat – syarat membuat ubinan adalah:


1. Batas ubinan harus jelas sehingga mudah dalam mengidentifikasi dan jumlah populasi tanaman konsisten setiap ulangan.
2. Satuan luasnya mudah diukur atau dikonversi ke hektar, misalnya hasil ubinan dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm maka maka produktivitas tanaman per hektarnya adalah 10.000/6,25 m2 x 3 kg = 4.800 kg GKP/ha.
3. Biaya yang murah dengan ketepatannya yang tinggi.
4. Diusahakan berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang mendekati bujur sangkar.
5. Apabila ada bagian-bagian dari pertanaman menunjukan perbedaan pertumbuhan/atau kesuburan maka setiap bagian pertanaman diletakkan satu ubinan.

 

Ciri – Ciri Sapi Bali

Salah satu keunggulan Bali ialah kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah. Salah satunya komoditas ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan dan cocok dengan kondisi lingkungan di indonesia, yaitu sapi bali. Sapi bali merupakan salah satu jenis plasma nutfah bangsa sapi yang didomestifikasi di Pulau bali. Sapi ini mempunyai banyak  keunggulan dibandingkan dengan sapi lain, seperti tingkat kesuburan yang mencapai 83%, mudah beradaptasi dengan iklim yang panas dan dia adalah tenaga kerja yang tangguh ketika turun ke sawah untuk membajak.Salah satu keunggulan Bali ialah kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah. Salah satunya komoditas ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan dan cocok dengan kondisi lingkungan di indonesia, yaitu sapi bali. Sapi bali merupakan salah satu jenis plasma nutfah bangsa sapi yang didomestifikasi di Pulau bali. Sapi ini mempunyai banyak  keunggulan dibandingkan dengan sapi lain, seperti tingkat kesuburan yang mencapai 83%, mudah beradaptasi dengan iklim yang panas dan dia adalah tenaga kerja yang tangguh ketika turun ke sawah untuk membajak.

Sapi bali disebut sebagai sapi tipe dwiguna, yakni dapat dimanfaatkan dagingnya sekaligus tenaganya. Namun banyak kalangan belum paham sepenuhnya apa saja perbedaan spesifik sapi bali dengan sapi jenis lainnya.  Secara fisik sapi bali mudah diidentifikasi, antara lain pada ciri-ciri bulunya.

Warna Bulu Sapi Bali

Pedet jantan maupun betina sejak lahir hingga berumur 1,5 tahun memiliki warna bulu sawo matang kemerahan. Namun setelah berumur 1,5 tahun keatas warna bulu pedet jantan berubah menjadi hitam hingga dewasa. Sedangkan sapi betina tetap berwarna merah. Warna hitam dapat berubah menjadi merah bata jika dikastrasi, karena pengaruh hormon testosteron. Sedangkan warna bulu sapi betina tidak akan berubah.

Pada punggung sapi bali akan selalu ditemukan garis belut, yaitu bulu hitam yang membentuk garis memanjang dari gumba hingga pangkal ekor, dan ini akan ditemukan pada sapi jantan maupun betina. Selain itu bulu pada kaki yang berada di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih.

Warna bulu putih juga terdapat pada bibir bagian atas dan bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga. Terkadang juga akan dijumpai diantara bulu badan yang berwarna coklat, berupa bintik putih, namun ini merupakan penyimpangan genetik yang hanya berkisar 1% dari populasi. Kulit berwarna putih juga akan dijumpai pada bagian pantat dan paha bagian dalam berbentuk oval (white mirror).

Ciri Fisik

Sapi bali mempunyai ciri badan berukuran sedang dan bentuk badan yang memanjang, kepala agak pendeh dengan dahi datar, badan padat dengan dada yang dalam, tidak berpunuk dan seolah tidak bergelambir.

Sapi bali berkaki ramping, agak pendek menyerupai kaki kerbau. Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam. Tanduk pada sapi bali jantan tumbuh agak keluar kepala, sebaliknya untuk betina tumbuh condong ke dalam.

Sumber : Disadur dari brosur Teknis dan Manajemen Beternak Sapi Bali (N.W.T. Inggriati dan I.G.M. Widianta)

Potensi dan Aplikasi Tepung Jagung

Salah satu komoditas pangan lokal yang memiliki sumber karbohidrat tinggi adalah jagung. Jagung merupakan sumber makanan pokok kedua setelah beras, keberadaan jagung sebagai sumber karbohidrat mulai ditinggalkan karena cara memasaknya sulit dan memerlukan bahan bakar lebih banyak.  Karbohidratnya yang tinggi, cocok sebagai alternatif sumber kalori pengganti nasi. Jagung juga kaya akan serat dan rendah kalori, sangat baik bagi anda yang sedang menjalani diet.

Salah satu komoditas pangan lokal yang memiliki sumber karbohidrat tinggi adalah jagung. Jagung merupakan sumber makanan pokok kedua setelah beras, keberadaan jagung sebagai sumber karbohidrat mulai ditinggalkan karena cara memasaknya sulit dan memerlukan bahan bakar lebih banyak.  Karbohidratnya yang tinggi, cocok sebagai alternatif sumber kalori pengganti nasi. Jagung juga kaya akan serat dan rendah kalori, sangat baik bagi anda yang sedang menjalani diet.

Dengan program (Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai) UPSUS Pajale Pemerintah saat ini sedang mengusahakan upaya diversifikasi pangan dengan memanfaatkan pangan lokal, salah satunya  dengan mengolah jagung menjadi tepung jagung. Pengolahan jagung menjadi tepung jagung dapat mempermudah penggunaannya dalam pengolahan selanjutnya menjadi produk makanan.

Produk tepung jagung diharapkan dapat mengatasi ketergantungan Indonesia terhadap tepung terigu yang terus meningkat.

Komposisi terbesar pada tepung jagung adalah karbohidrat, dimana sebagian besar terdiri dari pati. Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagai sumber karbohidrat bagi manusia

Aplikasi Tepung Jagung pada Produk Pangan

Tepung jagung berwarna kuning, karena banyak mengandung beta-karoten. Dalam aplikasinya untuk produk pangan, misalnya mie jagung. Jagung yang sesuai untuk dibuat adalah jagung kuning dari berbagai varietas yang mengandung amilosa 25 – 27%, seperti jagung srikandi, pioneer, dan jagung mutiara. Jagung putih (pulut) tidak sesuai untuk dibuat mie jagung, karena mengandung amilopektin yang lebih tinggi sehingga membentuk tekstur mie yang lengket.

Pada kajian yang telah dilakukan oleh BPTP Bali bersama Kelompok Wanita Tani Sari Nadi Asih, di Kec. Gerokgak, Buleleng, proses Proses pembuatan mi kering jagung dengan menggunakan alat sheeting dilakukan dengan beberapa tahap yaitu, pengukusan 70 bagian tepung jagung, pencampuran dengan 30 bagian tepung jagung lainnya, pembentukkan lembaran dan pemotongan mi, pengukusan mi, serta pengeringan mi dapat dilakukan dengan oven kering suhu 60 C selama 8 jam.

Tentunya, penggunaan tepung jagung untuk produk mi tidak bisa 100%, namun substitusi tepung jagung terhadap tepung terigu yang digunakan sebesar 25%, atau dengan perbandingan 25% tepung jagung dan 75% tepung terigu. Berdasarkan uji organoleptik, mie jagung substitusi memiliki kekenyalan dan elastisitas yang mirip dengan mie tepung terigu, disamping juga rasa khas jagungnya yang tetap ada.

Teknik Budidaya Pepaya Calina

KKateseberadaan pepaya disukai oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan karena rasa yang enak, kandungan nutrisi serta vitamin pada daging buahnya. Banyak petani membudidayakan pepaya baik di lahan pertanian maupun di pekarangan rumah. Dari beberapa jenis pepaya yang di tanam salah satunya yang paling digemari adalah pepaya callina. Pepaya ini adalah hasil pemuliaan PKBT - IPB.

Read more: Teknik Budidaya Pepaya Calina

Pemanfaatan Bekatul, Limbah Penggilingan Padi sebagai Tepung Rendah Lemak

 

Tep Bekatul

Kementerian Pertanian mulai 2015 telah menggalakan Upaya Khusus komoditas padi dengan target swasembada beras tahun 2017. Salah satu poin yang terdapat dalam upaya khusus swasembada beras adalah revitalisasi penggilingan padi skala kecil (PPK), dan Bali menurut merupakan provinsi dengan produktivitas padi tertinggi di Indonesia (60,12 Kuintal/Ha).

Namun, permasalahan yang hingga kini masih sering muncul adalah, masih sangat terbatasnya upaya untuk memanfaatkan hasil samping penggilingan padi. Bahkan, terkadang hanya menjadi limbah dan mencemari lingkungan terutama di sentra produksi padi saat panen  di musim hujan.

Padahal, hasil samping penggilingan padi tersebut memiliki potensi yang besar dan mempunyai nilai guna dan ekonomi yang baik apabila dapat ditangai dengan benar, yang bisa berdampak positif meningkatkan nilai tambah pada sistem bioindustri di pedesaan.

Pada suatu proses penggilingan padi, diperoleh beberapa hasil samping, antara lain adalah beras menir  yaitu beras yang hancur (±5%), dedak/bekatul yaitu kulit ari, dihasilkan dari proses penyosohan (8-12%) dan sekam yaitu bagian pembungkus/kulit luar biji (15-20%). Jika produksi gabah kering giling (GKG) di Provinsi Bali adalah 858.316 ton(Kamandalu, et al, 2014) maka diperoleh menir sebesar 42,9 ribu ton menir, 102,9 ribut ton bekatul, dan 171,6 ribu ton sekam.

Potensi Bekatul

Dalam berbagai jurnal penelitian dilaporkan bahwa bekatul tidak sekedar mengandung serat terlarut, namun bekatul juga kaya akan protein, lemak, dan karbohidrat. Bekatul jugakaya akan antioksidan tokoferol dan terutama dalam γ-oryzanol. Senyawa ini adalah asam ferulic, sterol dan alkohol triterpenic. Ekstrak minyak bekatul dapat dikembangkan dan sangat potensial sebagai sumber lemak tak jenuh esensial dan asam linoleat yang bermanfaat untuk kesehatan. Pemanfaatan minyak bekatul juga sebagai bahan baku kosmetik sebagai anti-aging agent.

Pengolahan tepung bekatul rendah lemak

BPTP Bali telah melakukan beberapa penelitian dan pengkajian di lapangan mengenai pemanfaatan limbah penggilingan padi ini. Salah satunya, adalah pemanfaatan bekatul menjadi tepung rendah lemak. Menurut Tim Pascapanen BPTP Bali proses pengolahan tepung bekatul rendah lemak adalah sebagai berikut.

  1. Pengukusan bekatul selama 30 menit
  2. Bekatul dikeringkan menggunakan oven pada suhu 105oC selama 1 jam
  3. Bekatul diekstraksi : dengan merendam dalam larutan heksana, perbandingan bekatul : heksana = 1 : 5 (b/v) selama 1 jam
  4. Selanjutnya bekatul disaring dengan menggunakan kain saring
  5. Kemudian bekatul dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105oC selama 1 jam
  6. Bekatul kering diayak, menggunakan ayakan 60 mesh

 

Manfaat Pengolahan Bekatul Rendah Lemak

Mengolah bekatul menjadi tepung rendah lemak mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah bekatul yang langsung diperoleh dari pabrik penggilingan memiliki tekstur yang kasar, sehingga jika dimanfaatkan secara langsung dapat menurunkan tingkat kesukaan terhadap produk. Dengan diolahnya bekatul dapat meningkatkan cita rasa produk, umur simpan, dan derajat putih pada penampakan tepung bekatul tersebut.

Subcategories

Subcategories